Penduduk Negara Maju Belum Ingin Move On ke Mobil Listrik: Ini Alasan Konsumen!

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Minggu, 09 Juni 2024 | 15:05 WIB
Penduduk Negara Maju Belum Ingin Move On ke Mobil Listrik: Ini Alasan Konsumen!
Ilustrasi mobil listrik Nio (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ingin udara yang lebih bersih dan mengurangi emisi gas buang? Mobil listrik (EV) tentu menjadi pilihan yang menarik. Namun, kenapa nyatanya adopsi mobil listrik di Amerika Serikat masih rendah? Survei terbaru mengungkap alasan menarik di balik keraguan konsumen.

Menurut polling yang dilakukan The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research dan Energy Policy Institute at the University of Chicago, kebanyakan warga Amerika belum tertarik membeli mobil listrik.

Anxiety range alias takut kehabisan baterai di jalan masih menjadi momok utama. Selain itu, harga mobil listrik yang masih mahal juga turut membuat konsumen berpikir dua kali, menrutpenelitian tersebut dikutip dari Carscoops.

Survei yang melibatkan 6.265 responden ini mencatatkan fakta bahwa hanya 13% warga Amerika yang saat ini memiliki atau menyewa mobil listrik. Sementara itu, pemilik mobil hybrid pun masih sedikit, yaitu 9% responden.

Baca Juga: Ogah Pakai Suara Palsu, Begini Siasat Lamborghini untuk Atasi Kesenyapan Mobil Listrik

Caleb Jud dari Cincinnati menjadi contoh konsumen yang berhati-hati. Meski tertarik dengan EV, ia mempertimbangkan opsi mobil hybrid plug-in.

"Takut kehabisan baterai dan terjebak di jalan dengan mobil listrik membuat saya khawatir. Masalah ini tidak akan terjadi dengan mobil hybrid plug-in," ungkapnya. Kekhawatiran Jud menggambarkan kegelisahan konsumen terhadap performa EV di cuaca dingin.

Harga mobil listrik memang perlahan turun, namun belum bisa dikatakan terjangkau. Rata-rata harga mobil listrik baru di bulan Februari adalah $52,314 (sekitar Rp 847 juta).

Angka ini 12.8% lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, namun tetap lebih tinggi dibanding rata-rata harga mobil baru secara keseluruhan ($47,244 atau sekitar Rp 765 juta).

Harga menjadi perhatian utama, terutama bagi konsumen berusia lanjut. Hampir 6 dari 10 responden lansia menyebut harga sebagai alasan utama mereka tidak memilih EV.

Baca Juga: Riset Yamaha E01 di Indonesia Rampung, Bakal Diproduksi Massal?

Survei ini menunjukkan bahwa konsumen tertarik dengan konsep mobil listrik, namun terbentur oleh hal-hal praktis dan finansial. Minimnya infrastruktur pengisian daya, terutama di daerah pedesaan (50% responden) turut menjadi penghambat.

Namun, tidak semua orang gamang dengan EV. Jose Valdez dari San Antonio, pemilik Ford Mustang Mach-E, justru antusias.

"Banyak orang berpikir EV mahal. Tapi setelah mencobanya, mereka akan punya pandangan berbeda," ujar Valdez. Ia memasang home charger dengan harga terjangkau dan menikmati penghematan biaya bensin serta perawatan mobil listrik.

Survei ini menjadi gambaran realita adopsi mobil listrik di Amerika Serikat. Meski didorong oleh pemerintah, jalan menuju dominasi mobil listrik nampaknya masih panjang dan penuh tantangan. Akankah ke depannya, inovasi teknologi dan infrastruktur yang lebih baik dapat mengatasi keraguan konsumen? Mari kita tunggu bersama!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI