Suara.com - Suzuki kembali membuat langkah mengejutkan dengan mengumumkan penutupan pabrik perakitannya di Thailand pada tahun 2025 mendatang.
Keputusan ini diambil setelah bertahun-tahun penjualan Suzuki di Thailand mengalami stagnasi dan kalah bersaing dengan merek lain.
“Kami telah melakukan penjualan di Thailand, namun kenyataanya volume penjualan tidak tumbuh sebanyak yang diharapkan,” ujar salah satu juru bicara Suzuki seperti dikutip dari asia.nikkei.com.
Pabrik Suzuki di Rayong, Thailand, saat ini memproduksi beberapa model populer seperti Celerio, Ciaz, dan Swift. Pabrik ini telah beroperasi sejak tahun 2012 dan bahkan sempat mengekspor beberapa modelnya ke Indonesia.
Baca Juga: Menpora RI Optimis Timnas Indonesia Mampu Menang Lawan Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Penutupan pabrik ini menandakan era baru bagi Suzuki di Thailand. Di balik penutupan ini, ternyata ada berkah tersendiri bagi Indonesia.
Nantinya, produk Suzuki di Thailand akan diimpor secara utuh (CBU) dari beberapa negara produsen mobil Suzuki, seperti Jepang, India, dan Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki peran penting dalam strategi baru Suzuki ini. Saat ini, PT Suzuki Indomobil Motor (SIS) di Cikarang mengekspor beberapa model ke Thailand, yaitu Ertiga, XL7, dan Carry. Kemungkinan besar, ekspor model-model ini akan semakin ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar Thailand setelah penutupan pabrik.
Keputusan Suzuki untuk menutup pabriknya di Thailand merupakan langkah strategis untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang berubah. Diharapkan langkah ini dapat membantu Suzuki untuk meningkatkan efisiensi dan daya saingnya di Thailand.
Penutupan pabrik Suzuki di Thailand juga menjadi pengingat akan ketatnya persaingan di industri otomotif. Merek-merek baru, seperti BYD, MG, Neta, dan GWM, terus bermunculan dan memberikan tekanan besar bagi merek-merek tradisional seperti Suzuki.
Baca Juga: Ayah Ibu Kasih Lampu Hijau, Justin Hubner Boleh Nikahi Wanita Indonesia