Suara.com - Di tengah tren global menuju elektrifikasi kendaraan, Nissan mengambil langkah berani dengan mengumumkan penghentian pengembangan mesin bensin baru.
Keputusan ini berlawanan dengan beberapa pabrikan Jepang lainnya seperti Toyota, Mazda, dan Subaru yang masih berinvestasi pada teknologi mesin pembakaran internal.
Alasan di balik keputusan Nissan ini adalah fokus mereka pada pengembangan kendaraan listrik (EV).
Nissan telah menggelontorkan dana besar untuk teknologi EV dan melihatnya sebagai masa depan industri otomotif.
Baca Juga: Kementerian ESDM Minta Tambahan Rp15,12 Triliun untuk Subsidi Listrik 2025
"Masa depan kami adalah EV," kata Francois Bailly, Senior Vice President dan Chief Planning Officer Nissan untuk AMIEO dilansir dari Carscoops.
"Kami tidak berinvestasi pada powertrain baru untuk mesin bensin, itu sudah pasti."
Peralihan Nissan ke EV akan dilakukan melalui teknologi e-Power mereka yang unik. Sistem hybrid ini menggunakan mesin bensin sebagai generator untuk mengisi daya baterai, bukan untuk menggerakkan roda secara langsung.
Hal ini memungkinkan efisiensi bahan bakar yang luar biasa, dengan target Nissan untuk meningkatkan efisiensi termal mesin pembakaran hingga 50%.
Nissan telah melakukan pengujian ekstensif pada teknologi e-Power dan hasilnya sangat menjanjikan.
Baca Juga: Sukses Menambah Pelanggan, Kunci Membaiknya Kinerja PLN 2023, Terbanyak dari Golongan Rumah Tangga
Pada awal 2021, mereka mengumumkan bahwa prototipe e-Power mencapai kesuksesan besar dalam pengujian.
Dengan fokus pada EV dan teknologi e-Power yang inovatif, Nissan menunjukkan komitmennya untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dalam industri otomotif.