Suara.com - Gazoo Racing, divisi pengembangan mobil kencang dari Toyota, rupanya mengaku ogah untuk melebarkan sayap ke ranah mobil listrik.
Dilansir dari Carscoops, hal ini disampaikan oleh presiden Toyota Gazoo Racing, Tomoya Takahashi, dalam sebuah wawancara di Australia. "Kami ingin menggunakan mesin bensin sebanyak mungkin," ujarnya.
"Mungkin akan ada masa di mana mesin bensin dilarang, tapi mesin bensin itu sendiri tidaklah buruk. Musuh kita adalah emisi karbon, dan kami sedang berinvestasi untuk masa depan mesin bensin."
Berbeda dengan banyak produsen mobil yang berlomba-lomba memproduksi mobil listrik, Toyota mengambil pendekatan "multi-jalur" untuk mengurangi emisi.
Baca Juga: Viral Pengguna Pajero Sport Dikejar Mobil Polisi, Diduga Gunakan Pelat Nomor Palsu
Takahashi menjelaskan bahwa divisi GR dapat memanfaatkan teknologi hybrid untuk memangkas emisi, dan juga terbuka untuk menggunakan bahan bakar karbon-netral.
"Dengan menggunakan teknologi hybrid, kita bisa mengurangi emisi karbon, dan kita juga bisa menggunakan bahan bakar karbon-netral," ujarnya.
"Kami belum yakin kapan era elektrifikasi akan benar-benar terjadi. Secara global, masih ada diskusi bahwa mobil tidak akan semuanya menjadi listrik. Tidak ada yang bisa melihat 10 tahun ke depan. Arah kita adalah multi-jalur, bukan hanya EV."
Takahashi juga menekankan bahwa Gazoo Racing tidak tertarik untuk sekadar membuat mobil cepat, seperti beberapa mobil listrik berperforma tinggi yang ada di pasaran. Mereka ingin menciptakan "mobil yang menyenangkan."
"Ada perbedaan antara mobil cepat dan mobil yang bagus. Kami ingin membuat mobil yang lebih baik," ujarnya.
Baca Juga: Caroline.id Targetkan Jual 3.654 Mobil Bekas di 2024
Sebelumnya, bos Gazoo Racing juga mengisyaratkan bahwa model GR berikutnya bisa berupa SUV berperforma.
Kandidat potensial untuk mendapatkan sentuhan GR adalah C-HR dan Yaris Cross, namun Toyota juga bisa mengejutkan dengan menghadirkan Corolla Cross atau RAV4 versi hot-hatch.
Keputusan Toyota Gazoo Racing untuk tetap menggunakan mesin bensin di tengah tren elektrifikasi yang masif tentu menarik perhatian. Apakah strategi ini akan berhasil? Kita tunggu saja perkembangannya!