Suara.com - Otoritas keselamatan transportasi Amerika Serikat (NHTSA) pada pekan ini mengumumkan telah meluncurkan investigasi untuk menyelidiki kecelakaan tunggal yang melibatkan sebuah mobil listrik Vinfast.
Dalam kecelakaan yang terjadi pada April kemarin itu, sebuah mobil listrik VF 8 terlibat dalam tabrakan dan terbakar. Empat orang penumpang, termasuk dua orang anak berusia 13 dan 9 tahun, tewas dalam kecelakaan tersebut.
NHTSA mengatakan pihaknya akan menyelidiki situasi dan kondisi di sekitar kejadian tabrakan tersebut, termasuk apa yang memicu mobil terbakar.
Lembaga tersebut juga menyebutkan ada laporan dari publik terkait kecelakaan tersebut, yang berisi dugaan adanya masalah pada sistem kemudi sebagai pemicu kecelakaan.
Baca Juga: Pajak Impor Mobil Listrik Gratis, Pabrikan di Indonesia Bakal 'Rugi'?
Laporan itu datang dari rekan kerja korban. Ia mengatakan, sebelumnya mobil tersebut juga sempat nyaris mengalami kecelakaan karena setir tiba-tiba bermanuver sendiri ke kanan dan untungnya pengemudi masih bisa mengatasi kendala tersebut.
Polisi setempat menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi ketika pengemudi kehilangan kendali mobil dan menabrak sebuah pohon. Polisi menduga kecelakaan terjadi akibat mobil melesat dengan kecepatan tinggi.
Vinfast sendiri, yang sejak 2023 sudah menjual mobil-mobilnya di Amerika Serikat, belum memberikan komentar terkait penyelidikan tersebut.
Selain di Amerika Serikat, pada tahun ini Vinfast juga sudah mulai menjual mobil-mobil listriknya di Indonesia. Rencananya pabrikan asal Vietnam tersebut juga akan membangun pabrik di Tanah Air.
Baca Juga: Batal Gandengan, Renault dan VW Jalan Sendiri Bikin Mobil Listrik Murah