Kecelakaan Bus Pariwisata Subang, Pakar: Suku Cadang Palsu Bisa Berujung Maut

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 16 Mei 2024 | 17:16 WIB
Kecelakaan Bus Pariwisata Subang, Pakar: Suku Cadang Palsu Bisa Berujung Maut
Suasana di Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebijakan pemilik armada yang menggunakan suku cadang palsu demi mengejar keuntungan sering kali menjadi penyebab kecelakaan fatal, demikian dikatakan Pakar Otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu.

Komentar ini disampaikan Yannes menyusul terjadinya kecelakaan maut bus pengangkut murid-murid SMK asal Depok di Subang pada akhir pekan kemarin. Dalam peristiwa itu 11 orang tewas.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam penyelidikan awal menyebut bus nahas itu sudah dimodifikasi. Sementara polisi menemukan oli yang sudah keruh dan adanya kebocoran O Ring di ruang relief foam.

“Penggunaan spareparts KW atau penundaan penggantian akibat jam operasional yang sangat padat, penekanan pada target keuntungan yang berakibat pada pengabaian keselamatan,” kata Yannes, Kamis (16/5/2024).

Baca Juga: Ada Peluang Tersangka Baru Kecelakaan Maut Rombongan SMK Depok, Korlantas Polri Bakal Periksa Pemilik dan Pengelola Bus

Selain itu, penyebab terjadinya kecelakaan yang kerap kali merenggut nyawa pada penumpang itu dikarenakan, para pemilik armada maupun sopir tidak secara benar merawat armada mereka sesuai dengan standar yang berlaku.

Lebih lanjut dikatakannya kerap menyepelekan berbagai hal keselamatan bagi para penumpang, sopir dan orang sekitar juga menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan maut yang belakangan ini marak terjadi.

“Ketidakpatuhan pengelola terhadap regulasi keselamatan dan kelayakan jalan sehingga sistem pengawasan internal yang tidak memadai untuk memastikan kondisi bus layak jalan,” ujar dia.

Dia juga menuturkan bahwa kesadaran memperdalam literasi keselamatan berkendara baik dari pribadi maupun perusahaan penyedia jasa armada juga masih dinilai minim hingga saat ini.

“Kecelakaan maut bus akibat rem blong merupakan tragedi yang berulang kali terjadi di Indonesia, pada umumnya akibat dari kelalaian manusia,” tutur dia.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Angkat Suara Soal Kecelakaan Bus di Subang: Ini Terpicu Kondisi Kendaraan Tidak Laik

Sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, pada Sabtu (11/5) sekitar pukul 18.45 WIB, diakibatkan karena rem dari bus tersebut tidak berfungsi.

Kejadian maut yang membawa rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Depok, merenggut 11 orang harus kehilangan nyawa dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa kecelakaan tersebut.

Kejadian tersebut, terjadi setelah bus yang membawa rombongan pelajar itu melintas dari arah Bandung menuju Subang. Saat melintasi jalur menurun, bus tersebut terlihat oleng ke kanan hingga menyeberangi jalur berlawanan sampai menabrak kendaraan minibus yang melintas jalur tersebut.

Setelah menabrak kendaraan yang ada di jalur berlawanan itu, bus terguling dengan kondisi miring, posisi ban kiri berada di atas, sampai tergelincir hingga menghantam tiga sepeda motor yang terparkir di bahu jalan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI