Suara.com - Para penggemar mobil listrik bersiap-siap! Raksasa otomotif China, BYD, dikabarkan tengah menyiapkan kejutan. Mereka siap berduet produsen mobil listrik lain, Nio, untuk melahirkan merek mobil listrik baru yang lebih terjangkau. Merek ini nantinya akan berhadapan langsung dengan Tesla di segmen mobil listrik yang lebih ramah kantong.
Menurut Carbuzz, merek baru tersebut akan diberi nama "Onvo" dalam bahasa Inggris dan "Ledao" dalam bahasa China. Produk pertama mereka, L60, akan menjadi rival terberat Tesla Model 3 dan Model Y di segmen crossover.
Langkah BYD ini terbilang strategis. Dengan persaingan di pasar mobil listrik China yang kian sengit, mereka berupaya mendulang pemasukan dari segmen baru.
Selain itu, kolaborasi ini juga menunjukkan keunggulan baterai berbiaya rendah dalam upaya menawarkan mobil listrik dengan harga yang lebih kompetitif.
Baca Juga: Raksasa Global KO! Mobil Listrik China Makin Gacor di Kandang Sendiri
Nio, yang sebelumnya berencana memproduksi baterai mereka sendiri, kini tampaknya akan meraih keuntungan berupa penghematan biaya yang lebih besar melalui kemitraan ini.
Saat ini, Nio diketahui membeli sebagian besar baterainya dari CATL, perusahaan yang tengah menjajaki kerja sama dengan beberapa produsen mobil Amerika Serikat. Menariknya, dalam kolaborasi ini, BYD tidak akan sepenuhnya menggantikan CATL sebagai pemasok baterai.
Kedua perusahaan tersebut justru akan bekerja sama menyediakan baterai berukuran lebih kecil untuk beberapa mobil listrik Onvo.
Selain itu, produsen baterai CALB juga akan turut andil dengan menawarkan paket baterai berkapasitas lebih besar, yaitu 85 kWh. Sayangnya, informasi mengenai kapasitas baterai yang lebih kecil masih dirahasiakan.
Kemungkinan besar, ukuran baterai Onvo akan lebih kecil dibandingkan yang ditawarkan Tesla Model Y, bahkan mungkin lebih kecil dari model Tesla mendatang yang dibanderol dengan harga terjangkau.
Baca Juga: Sebanyak 16% Pemilik Mobil Listrik Sering Mengalami Kehabisan Baterai
Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi seminimal mungkin. Konsumen China sendiri cenderung memprioritaskan harga yang lebih murah dibanding jangkauan yang lebih jauh.