Suara.com - Masyarakat masih memilih mobil hybrid karena irit bahan bakar namun minim emisi, dan masih bisa berkontribusi kepada lingkungan demikian dikatakan Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto baru-baru ini.
Toyota menguasai pasar mobil hybrid di kuartal I 2024, dengan menjual 6921 unit. Dari jumlah itu, Kijang Innova Zenix hybrid jadi yang paling laris dengan angka terjual 5636 unit.
"Hybrid banyak customer feedback irit bahan bakar, satu liter untuk 31 kilometer. Kedua dari emisi banyak beli hybrid karena ingin kontribusi ke lingkungan," kata Henry saat ditemui media dalam acara penghargaan Toyota Dream Car Art Contest (TDCAC) ke-17 di Taman Lalu Lintas, Bandung, pekan lalu.
Henry mengatakan di Toyota, penjualan mobil HEV (hybrid electric vehicle) sampai pada kuartal pertama 2024 meningkat menjadi 6,4 persen secara total penjualan. Sementara mobil listrik pada kuartal yang sama tahun ini mencapai 2,8 persen dari total penjualan.
Artinya komposisi mobil hybrid keluaran Toyota masih sekitar 70 persen mendominasi total penjualan dibandingkan mobil listrik atau EV.
Namun ia juga tidak memungkiri peminat mobil listrik semakin meningkat karena transformasi ke mobil listrik semakin dikembangkan pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Moeldoko Khawatir Insentif Mobil Hybrid Akan Hambat Pertumbuhan Mobil Listrik Murni
"Ada segmennya masing-masing, penetrasi di EV akan meningkat dengan adanya model baru dan infrastruktur yang step by step membaik, dan hybrid juga akan meningkat karena masih dirasa sesuai dengan kebutuhan mobilitas mereka," ucap Henry.
Henry mengatakan alasan lain masyarakat masih memilih mobil hybrid adalah karena tidak perlu memikirkan tempat pengisian daya baterai dan harga jualnya masih sangat baik.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Toyota juga akan terus meningkatkan produksi mobil elektrik berbasis baterai dalam dua tahun kedepan dan tetap akan meluncurkan mobil berbasis hybrid tahun ini.
Pihaknya juga akan terus mengutamakan pengalaman pengguna dengan infrastruktur yang memenuhi kebutuhan pengguna dalam ekosistem mobil listrik seperti stasiun pengisian daya, penyediaan baterai untuk motor listrik dan ketersediaan layanan reparasi.
Baca Juga: Ramai Teuku Ryan Cuma Sanggup Nafkahi Moana Rp5 Juta per Bulan, Padahal Naik Toyota Fortuner
"Kalau ingin penetrasi di EV tidak hanya model-model baru yang harus keluar tapi juga ekosistem yang lebih baik, Toyota dan Astra juga ingin membangun yang lebih baik seperti charging station dan reparasi," katanya.