Suara.com - Sebuah tulisan opini dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terbit pada pada pekan ini di majalah bergengsi Amerika Serikat, Foreign Policy.
Bertajuk Without Indonesia’s Nickel, EVs Have No Future in America, Luhut mengirim pesan penting dan tegas pada Washington: industri kendaraan listrik negeri Amerika Serikat tidak memiliki masa depan tanpa nikel dan perdagangan bebas dengan Indonesia.
"Tanpa nikel Indonesia, pasar kendaraan listrik Amerika akan sukar berkembang," tulis Luhut di baris pertama opininya yang terbit pada 1 Mei kemarin.
Luhut menuding beberapa anggota kongres Amerika Serikat telah berkongsi dengan para saingan Indonesia di industri nikel untuk menghambat impor produk-produk nikel dari Nusantara.
Ia mengingatkan, Undang-Undang Pengurangan Inflasi (Inflation Reduction Act atau IRA) yang disahkan Presiden Joe Biden pada Maret lalu, telah memaksa produsen mobil di AS untuk meninggalkan kendaraan berbahan bakar minyak.
Tetapi regulasi yang sama juga mengatur bahwa pabrikan otomotif AS hanya bisa mendapat subsidi jika memproleh bahan baku dari negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS.
Indonesia, yang belum memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS, pada 2023 lalu sebenarnya sudah menawarkan perjanjian dagang dengan AS, terkhusus yang mencakup mineral-mineral penting termasuk nikel.
Tetapi Washington sampai saat ini belum menanggapi tawaran itu, karena adanya upaya untuk menghalangi terwujudnya kesepakatan dagang dengan Indonesia dari para anggota senat, yang disokong oleh perusahaan pertambangan nikel Australia.
Luhut mengatakan alasan para senator AS yang mempersoalkan isu lingkungan, karena masih ada smelter Indonesia menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara, tidak berdasar.
Baca Juga: Elon Musk Bisnis di Indonesia Lewat Starlink, Menko Marves Janjikan Ini
Ia menilai keberatan senator-senator AS tersebut tidak hanya didasari oleh isu lingkungan, melainkan juga perang dagang dan perebutan pengaruh antara AS dan China.