Suara.com - Kepala penjualan dan pemasaran Toyota Australia, Sean Hanley, beberapa waktu lalu sempat menekankan bahwa mesin jenis diesel diprediksi masih berumur panjang.
Dikutip dari Motorbeam, Hanley menunjukkan bahwa meskipun industri otomotif semakin berfokus pada elektrifikasi dan emisi yang lebih rendah, mesin diesel diperkirakan akan tetap relevan selama beberapa dekade mendatang.
Hanley mengakui perlunya adaptasi dalam menghadapi prioritas lingkungan yang terus berkembang, dan memperkirakan bahwa mesin diesel dapat menggunakan teknologi hibrida untuk mengurangi jejak karbonnya.
Dia menyoroti potensi hibrida diesel-listrik, dengan mengutip contoh dari pasar lain seperti diesel hibrida plug-in hybrid Audi Q7.
Baca Juga: Kenali Masalah Andai Mobil Tak Pernah Ganti Oli, Makin Rajin Mampir SPBU, Kok Bisa?
Toyota telah mengambil langkah untuk meningkatkan efisiensi model dieselnya, dengan memperkenalkan powertrain turbo-diesel dengan bantuan 48 volt pada model HiLux yang populer.
Teknologi ini, yang disebut sebagai 'V-Active Technology', dirancang untuk meningkatkan penghematan bahan bakar tanpa mengorbankan performa.
Di masa depan, Hanley menekankan pentingnya inovasi yang berkelanjutan dalam teknologi mesin diesel. Ia menyebutkan kemungkinan bahan bakar alternatif, termasuk diesel sintetis, sebagai jalan potensial untuk keberlanjutan.
Ia menekankan pentingnya memeriksa semua sumber bahan bakar dan mengeksplorasi berbagai opsi untuk memenuhi standar peraturan dan lingkungan yang terus berkembang.
Ada beberapa perkembangan terbaru di arena bahan bakar diesel, seperti pengenalan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) oleh Skoda Irlandia, pengganti bahan bakar diesel langsung yang diklaim dapat mengurangi emisi secara signifikan.
Baca Juga: Banyak Gonjang-ganjing, Tesla Jadi Racik Mobil Listrik Murah?