Suara.com - Pertamina Mandalika Internasional Circuit atau Sirkuit Mandalika menjadi magnet pariwisata olahraga, karena tercatat sudah terpesan 200 ajang otomotif dalam setahun.
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, selaku pengelola kawasan Mandalika di NTB, mengatakan pihaknya sangat serius menggali potensi dan memperkuat posisi Mandalika sebagai sport and entertainment tourism yang berkesinambungan.
“Di tahun ini, Pertamina Mandalika International Circuit sudah terpesan 200 hari untuk event-event otomotif,” kata Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney Maya Watono di sela konferensi pers Japanese Domestic Market (JDM) Funday di Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Japan Domestic Market (JDM) akan diadakan pada tanggal 28 April sampai 1 Mei 2024 dan menjadi yang pertama diselenggarakan di Mandalika.
“Pemerintah sangat serius dalam mengaktivasi sirkuit ini, tidak hanya digunakan sebagai ajang balap motor roda dua saja, namun juga kita optimalkan untuk dapat digunakan sebagai ajang balapan roda empat,” tegas Maya.
Dia mengatakan, sebelumnya Porsche Sprint Challenge Indonesia sukses diselenggarakan dan akan menjadi signature events di Mandalika.
Pertamina Mandalika International Circuit diharapkan bisa menjadi bagian dari country branding serta memberikan multiplier effects bagi masyarakat Lombok.
“Oleh karena itu, kami menjadikan sirkuit ini menjadi magnet utama pariwisata yang inklusif di Mandalika. Sirkuit dapat dibuka dan dapat dinikmati oleh masyarakat sehingga pengunjung bisa datang dan merasakan sensasi driving di sirkuit dengan mobil radikal,” jelas Maya.
Selain itu, lanjut Maya mengatakan, sirkuit juga dibuka untuk Community Track Experience seperti yang telah diselenggarakan yakni Mini Cooper Jaksel, komunitas mobil listrik, Mandalika Drift, dan sebagainya.
Baca Juga: Sirkuit Mandalika Jadi Magnet Pariwisata, Puluhan Mobil Sport Jepang Beraksi Akhir April
Kawasan The Mandalika diperkuat dengan hadirnya Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok, NTB, yang memiliki lintasan sepanjang 4,31 km dengan 17 tikungan serta menggunakan motif budaya khas Lombok yakni Tenun Sasak di area run-off.