Suara.com - Yamaha Motor India mengadopsi pendekatan yang berbeda dalam konteks upaya India untuk mengembangkan solusi mobilitas yang lebih ramah lingkungan.
Sementara negara ini menetapkan target ambisius untuk adopsi kendaraan listrik pada tahun 2030, Yamaha mengejar bahan bakar fleksibel berbasis etanol sebagai komponen utama dari strategi pengurangan emisi.
Eishin Chihana, Chairman Yamaha Motor India, menguraikan visi perusahaan, dengan menekankan pendekatan komprehensif terhadap teknologi emisi yang lebih bersih.
Meskipun ada perkiraan yang menunjukkan tingkat adopsi skuter listrik sebesar 20% pada akhir dekade ini, Yamaha tetap berhati-hati, dengan mengutip pangsa pasar skuter listrik saat ini sebesar 5-6%.
Berbeda dengan seruan untuk elektrifikasi penuh segmen kendaraan roda dua dan tiga pada tahun 2030, Yamaha menganjurkan teknologi seperti bahan bakar campuran etanol untuk mencapai target emisi.
Perusahaan mengakui adanya kendala yang menghambat adopsi kendaraan listrik yang cepat, termasuk perilaku konsumen dan tantangan infrastruktur.
![Yamaha MT-15 Metallic Blue [PT YIMM].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/06/60410-yamaha-mt-15-01-pt-yimm-suaradotcom.jpg)
Yamaha telah mengumumkan rencana untuk memperkenalkan dua model kendaraan listrik (EV) pada tahun 2030, mengakui adanya permintaan yang terbatas namun terus meningkat untuk skuter listrik.
Namun, fokus utama perusahaan tetap pada peningkatan strategi sepeda motor premium dan jaringan distribusi.
Pilihan bahan bakar yang fleksibel, terutama E85, merupakan inti dari strategi pengurangan emisi Yamaha.
Baca Juga: Yamaha MT-07 Baru akan Dibubuhi Transmisi Matic? Begini Bocorannya
Pendekatan ini sejalan dengan tren global menuju bahan bakar berkelanjutan sekaligus mengatasi tantangan yang terkait dengan elektrifikasi penuh, dikutip dari Motorbeam.