Suara.com - Konglomerat Jusuf Kalla mengatakan smelter nikel sulfat, yang akan memproduksi material untuk baterai kendaraan listrik, akan mulai beroperasi akhir tahun 2024 ini,
Hal ini disampaikan JK, yang juga mantan wakil presiden itu, saat memantau pengoperasian smelter nikel milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Luwu, Sulsel pada Senin malam (22/4/2024).
PT BMS sendiri merupakan perusahaan yang berada di bawah atau milik Kalla Group, kelompok usaha milik keluarga Jusuf Kalla dan disebut-sebut sebagai yang terbesar di Indonesia bagian timur.
JK mengungkapkan PT. BMS saat ini telah membangun smelter nikel ke dua dan smelter tersebut akan memproduksi nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya sudah 40 persen, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir tahun 2024.
Baca Juga: Kasus Timah, Kejagung Sita Empat Smelter dan 54 Alat Berat di Bangka Belitung
Tidak hanya itu, BMS juga disebutnya akan membangun smelter ketiga dan keempat dalam dua tahun mendatang. Belum diketahui, produk apa yang dihasilkan oleh fasilitas ketiga serta keempat tersebut.
Adapun smelter pertama PT BMS, yang dibangun selama 5 tahun, sudah berproduksi meski akan diresmikan pada Agustus mendatang. Fasilitas ini menghasilkan feronikel yang merupakan bahan baku baja.
“Ini dibangun lima tahun terakhir dan hasilnya kita lihat sudah mulai berproduksi,” kata JK dilansir dari Antara.
JK menyebutkan target produksi pabrik 1 sebesar 33.000 hingga 36.000 ton per tahun. Selain itu, smelter tersebut juga mempekerjakan 1500 tenaga kerja lokal dan sejumlah kecil pekerja dari luar negeri, termasuk China.
“Ini membanggakan karena perusahaan ini menggunakan tenaga kerja dalam negeri. Bahkan 80 persen itu berasal dari putra daerah Luwu dan sekitarnya. Sedangkan 20 persen berasal dari beberapa daerah termasuk Jawa,” kata JK.
Baca Juga: Pendeta Gilbert Minta Maaf, Jusuf Kalla: Tidak Ada Maksud Menista
Ia menyatakan hasil produksi dari PT BMS cukup baik dan bersih. Pasalnya, Smelter tersebut menggunakan pembangkit energi hidro (energy hydro power).
Smelter yang terletak di Kecamatan Bua tersebut satu dari dua Smelter di Sulawesi Selatan yang menggunakan hydro power. JK mengeklaim nikel hasil produksi PT BMS kelak bisa diterima oleh pasar Eropa serta Amerika.