Suara.com - Nama Pendeta Gilbert Lumoindong mendadak jadi bahan perbincangan publik. Pasalnya, ia meledek soal zakan dan salat dalam agama Islam.
Dia bicara soal 2,5 persen dan membandingkannya dengan perpuluhan viral di media sosial. Dalam video viral, Gilbert juga bicara tentang gerakan salat umat Islam dan membandingkannya dengan gerakan saat umat Kristen beribadah di gereja.
Kontroversi ini memang bukan pertama kalinya menimpa Pendeta Gilbert. Ia pernah membuat geger dengan outfit yang dipakainya mulai dari kacamata hingga jam tangannya Ada salah satu jam tangan yang nilainya setara dengan 3 kali lipat Toyota Avanza.
Hal ini diketahui lewat akun X @ARSIPAJA. Akun tersebut membongkar koleksi barang-barang mewah Pendeta Gilbert.
Baca Juga: Pendeta Gilbert Minta Maaf kepada Umat Islam Usai Singgung Zakat dan Solat saat Ceramah di Gereja
Beberapa koleksi barang mewah diantaranya kacamata Straightlink seharga 203 Dolar Amerika Serikat, jam tangan impor asal Inggris merek Cartier senilai 7.000 Dolar Amerika Serikat, GMT-Master 24.073 Dolar Amerika Serikat, dan Rolex Datejust 10.248 Dolar Amerika Serikat.
Salah satu jam tangan yang dinilai memiliki harga 3 kali lipat Toyota Avanza bekas yakni GMT-Master. Harga jam tangan ini jika dikonversikan ke rupiah senilai Rp 389 jutaan.
Tak hanya Pendeta Gilbert, sang istri pun tak kalah pamer. Tas Louis Vuitton senilai 1.500,00 Dolar Amerika Serikat menghiasi tangannya dalam sebuah foto bersama sang suami.
Gaya hidup mewah ini kontras dengan citra pendeta yang biasanya identik dengan kesederhanaan. Tak heran, postingan ini pun menuai kecaman dari netizen. Banyak yang menuduh Pendeta Gilbert menggunakan uang perpuluhan jemaat untuk membeli barang-barang mewah tersebut.
Peristiwa ini memicu perdebatan tentang gaya hidup pendeta dan penggunaan uang perpuluhan. Sejauh mana batasan antara kebutuhan pribadi dan tanggung jawab terhadap jemaat?
Viral Pendeta Gilbert ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, termasuk dalam hal keagamaan.