Pemerintah China Habis-habisan Subsidi BYD demi Mobil Listrik Murah

Minggu, 14 April 2024 | 20:25 WIB
Pemerintah China Habis-habisan Subsidi BYD demi Mobil Listrik Murah
Pabrik BYD di Indonesia akan dimumkan pada April 2024. Foto: Yangwang U9, supercar buatan BYD yang dipasarkan di Tiongkok. [Suara.com/Liberty Jemadu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah lembaga penelitian asal Jerman, Kiel Institute menyebutkan bahwa peruahaan mobil listrik BYD telah menerima subsidi sebesar US$ 2,26 miliar atau setara Rp 35,4 triliun dari pemerintah China.

Dalam penelitiannya, Kiel Institute bahkan menyebutkan pemerintah China menghabiskan lebih banyak uang dibandingkan negara-negara OECD seperti AS dan Jerman.

"Pada tahun 2020, BYD menerima subsidi langsung sekitar US$ 236 juta. Pada tahun 2022, angka tersebut meningkat secara signifikan menjadi US$ 2,26 miliar," tulis keterangan Kiel Institute, dikutip dari Carscoops, Minggu (14/4/2024).

Zara Jadi Sorotan Karena Lepas Hijab, Ternyata Kagumi Mobil Klasik yang Satu Ini

Baca Juga: Hyundai Mundur dari Kesepakatan Pembelian Aluminium di Kalimantan Utara

Menurut studi baru Institut Kiel, jumlah subsidi sangat tinggi dibandingkan subsidi yang diterima perusahaan otomotif lain di negeri Tirai Bambu.

Institut Kiel menemukan bahwa 99 persen perusahaan terdaftar di negara tersebut menerima insentif pada tahun 2022. Hanya saja memang BYD adalah perusahaan yang paling besar menerima bantuan dari pemerintah Tiongkok.

Selain subsidi yang diterima langsung dari pemerintah, BYD juga mendapat manfaat dari pelanggan yang menerima insentif pemerintah untuk membeli baterainya untuk kendaraan listrik mereka.

Hyundai Mundur dari Kesepakatan Pembelian Aluminium di Kalimantan Utara

Hal ini rupanya membuat banyak perusahaan otomotif Eropa mengeluh atas kondisi tersebut. Sebab dengan adanya subsidi dati pemerintah setempat, BYD dapat dengan mudah bersaing karena dapat menjual mobil listrik mereka dengan harga yang sangat murah.

Baca Juga: Perang Teknologi di Arena Mobil Listrik: Huawei vs Xiaomi

Subsidi yang sangat besar itu membuat BYD memiliki posisi yang sangat menguntungkan dalam bisnis mobil listrik. Bahkan telah menggeser posisi Tesla sebagai perusahaan mobil listrik terbesar sebelumnya.

"Eropa perlu membujuk Tiongkok untuk menarik subsidi yang sangat merugikan bagi Uni Eropa," saran Kiel Institute.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI