Tesla Kena Gugat Ibu-ibu Karena Dinilai Cacat Desain

Minggu, 14 April 2024 | 15:10 WIB
Tesla Kena Gugat Ibu-ibu Karena Dinilai Cacat Desain
Pabrik Tesla di Shanghai.[ANTARA/REUTERS/Aly Song]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tesla dikabarkan digugat oleh seorang ibu asal California, Amerika Serikat (AS), Mallory Harcourt karena Tesla Model X yang dibelinya dinilai cacat desain.

Gugatan yang dilayangkan terhadapTesla lantaran anak laki-lakinya yang baru berusia 2 tahun bisa menyalakan mobil dan menabraknya.

Berdasarkan kronologi, saat kejadian Harcourt tengah mengganti popok anaknya di garasi sebelum masuk ke dalam rumah. Dia mengambil tas popok dari mobil dan meninggalkan pintu pengemudi terbuka.

Saat dia sibuk mengganti popok, anaknya yang berusia 2 tahun berjalan ke mobil dan naik ke dalam.

Baca Juga: Setali Tiga Uang Dengan Indonesia, Masyarakat Australia Enggan Beli Mobil Listrik Karena Faktor Ini

“Setelah sadar, dia memanggil anaknya dan berjalan ke arah model X,” tulis gugatan Harcourt, dikutip dari Carscoops, Minggu (14/4/2024).

Zara Jadi Sorotan Karena Lepas Hijab, Ternyata Kagumi Mobil Klasik yang Satu Ini

Ketika berada di dalam mobil, anak laki-laki tersebut menyentuh pedal rem dan menyalakan mobil. Dia kemudian menyentuh tuas persneling dan menggesernya ke posisi drive, lalu menginjak pedal gas.

Hal ini menyebabkan mobil listrik itu bergerak dengan kecepatan 12 km per jam menabrak dirinya.

Berlakukan Sistem One Way Arus Balik Lebaran, Seluruh Pintu Tol Arah Jakarta Tetap Dibuka

Baca Juga: Takhta Raja Mobil Listrik Kembali Beralih, Tesla Geser BYD di Kuartal Pertama 2024

Menurut pengacara Harcourt, merupakan hal wajar bagi seorang anak kecil untuk naik ke dalam mobil. Namun, dia tidak mengira seorang anak berusia 2 tahun dapat menyalakan mobil. Mereka menuduh kecelakaan itu terjadi karena desain Tesla tidak aman.

Akibat kejadian itu, Harcourt mengalami patah tulang. Dia juga harus dirawat di rumah sakit selama seminggu, dengan biaya pengobatan mencapai US$ 73.000 atau setara Rp1,2 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI