Toyota dan Isuzu Angkat Bicara Soal Produksi Lokal Model D-Cab, Pasarnya Seberapa Besar?

Selasa, 26 Maret 2024 | 18:35 WIB
Toyota dan Isuzu Angkat Bicara Soal Produksi Lokal Model D-Cab, Pasarnya Seberapa Besar?
Ilustrasi logo Toyota. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Toyota dan Isuzu angkat bicara terkait pernyataan Kementerian Perindustrian yang menyebut industri otomotif nasional belum memproduksi model pikap double cabin (D-Cab) di Indonesia.

Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy, mengungkap ada beberapa faktor penyebab masih impor, utamanya ialah pasar Indonesia yang condong pada mobil penumpang tiga baris.

"Produksi itu banyak faktornya, Indonesia kuat di kendaraan jenis 3 baris. Itu kenapa kita kuat di Calya, Avanza, Innova, kalau dilihat negara manapun di ASEAN, Indonesia adalah pusatnya, tapi kalau pikap pusatnya adalah di Thailand," kata Anton, di Jakarta, belum lama ini. 

Lebih lanjut, Anton mengatakan, pasar mobil pikap dan D-cab terbesar di dunia adalah Thailand dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Dear Mayang, Toyota Berikan Tips Buka Pintu Alphard dengan Tepat

Pasar D-Cab di kedua negara tersebut tembus di atas 50 persen, atau sekitar 400 ribu unit.

"Jadi kalau memang Indonesia ingin memproduksi pikap, pasar pikapnya harus diperbesar," tegasnya.

Senada dengan Toyota, Division Head Of Business Strategy Division Isuzu Astra Motor Indonesia, Attias Asril, perlu perhitungan lebih dalam untuk memindahkan pabrik ke Tanah Air atau menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan-kendaraan niaga, termasuk D-cab.

"Pasarnya seberapa besar? pemain yang bermain di situ berapa? jadi dalam setahun itu berapa masing-masing kalau dibagi rata? Kalau dipindahkan, dengan hanya segitu, harganya akan jadi mahal apa enggak? Supaya terjangkau bagaimana? Harus ada apa? Hitung-hitungannya begitu," terangnya.

Saat ini Isuzu sendiri masih memasarkan D-MAX di Indonesia. Namun produksinya sendiri masih dilakukan di negeri Gajah Putih, Thailand.

Baca Juga: Toyota Pede Mobil Diesel Tak Akan Punah dengan Kehadiran Kendaraan Listrik

"Pastinya harus ada kompensasi atau insentif pendukung, kalau tidak, dan kalau (hanya) apa adanya seperti sekarang, ‘pindahkan semua pabriknya’ mungkin berat," pungkas Attias.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI