Suara.com - Toto Wolff, CEO dan Team Principal Mercedes-AMG Petronas F1 Team memberikan pandangan tentang keputusan istrinya, Susie Wolff untuk mengambil jalur hukum. Yaitu melakukan tuntutan atas perlakuan yang diterima dari Federasi Internasional Balap Kendaraan Roda Empat atau FIA.
Dirangkum dari berbagai media online termasuk BBC Sport, Susie Wolff di mata Toto Wolff digambarkan sebagai sosok yang selalu menjunjung tinggi keyakinan dan nilai-nilainya.
“Bila ia memulai tindakan hukum terhadap badan pengelola motorspor FIA, maka tidak akan ada kata mundur lagi,” tukas Toto Wolff.
Kejadian penuntutan berlatar belakang kesetaraan gender ini bermula saat artikel di majalah Business F1 menyatakan sejumlah petinggi tim telah menyampaikan kekhawatirannya kepada FIA tentang potensi penyampaian informasi rahasia antara Mercedes dan F1 melalui pasangan suami-istri Wolffs.
Baca Juga: Lewis Hamilton Ikut Menyerukan Kesetaraan Gender di Kalangan Motorsport
Majalah itu menyebutkan hubungan antara Susie Wolff dengan suaminya menimbulkan konflik kepentingan dalam olah raga motorsport itu.
Susie Wolff, Direktur Pelaksana F1 Academy mendapatkan penyelidikan konflik kepentingan terhadapnya tahun lalu.
Penyelidikan diluncurkan pada Desember tetapi berakhir dua hari kemudian.
“Susie adalah perempuan yang kuat dan dia tidak mengambil apa pun dari siapa pun,” tandas Toto Wolff.
"Ia sangat tidak emosional dalam hal ini, dan pragmatis, dan dia merasa telah terjadi kesalahan Yang dilakukan FIA dan pengadilan perlu mendengarnya. Tidak ada yang bisa membawanya keluar dari jalur hukum tadi, begitulah karakternya,” ujar Toto Wolff penuh kebanggaan.
Baca Juga: F1 GP Australia 2024: Lando Norris Tercepat di FP 1 dan Charles Leclerc di FP 2
"Susie memulai proses hukum itu beberapa bulan yang lalu dan sejauh yang saya tahu, dia telah melakukannya dengan sangat rajin. Dia akan terus melakukannya,” imbuh Toto Wolff.
"Sangat penting baginya untuk mencari tahu apa yang terjadi dan orang-orang mengambil akuntabilitas dan tanggung jawab dan hal-hal tidak dibiarkan begitu saja. Dan kita, sebagai olahragawan, perlu melakukan itu di semua bidang, baik itu kasus Susie atau beberapa kasus dengan tim lain,” lanjut ayah dua anak dari pernikahan pertama, dan satu bersama Susie Wolff.
Susie Wolff menggambarkan langkah yang diambil FIA atas kejadiannya sebagai sebuah "intimidasi dan misoginis" atau mengancam serta memiliki ketakutan terhadap kemampuan perempuan berkarya.
Bukti lain FIA tidak memperlakukan Susie Wolff merunut kesetaraan gender adalah cara mereka menangani kasus pelecehan yang dilakukan Christian Horner sebagai team principal Red Bull Racing.
Perempuan yang melontarkan tuduhan terhadap Christian Horner itu malahan diskors oleh Red Bull Racing awal bulan ini.