Suara.com - Susie Wolff adalah Direktur Pelaksana Formula 1 (F1) Academy yang membawa kejadian ketidaksetaraan gender ke ranah hukum.
Peristiwa bermula dari penanganan Federasi Internasional Balap Kendaraan Roda Empat atau FIA, yang terkesan menggampangkan atau meremehkan situasi yang dialami Susie Wolff.
Yaitu tuduhan dari media yang menyatakan data rahasia di tim balap F1 bisa saja mengalir antara Susie Wolff dengan suaminya, Toto Wolff, CEO dan Team Principal Mercedes-AMG Petronas F1 Team.
Tanpa memeriksa Susie Wolff serta tim yang disebutkan secara detail, FIA menyatakan sudah melakukan pemeriksaan, dilakukan divisi kepatuhan. Berdasarkan surat pernyataan sembilan tim F1 yang secara bersama-sama memberikan keterangan tidak ada masalah dengan kepemimpinan Susie Wolff di F1 Academy.
Baca Juga: Parabens Ayrton Senna, Lewis Hamilton Unggah Potret Bikin Haru
Dikutip dari Judge13, Juara Dunia F1 tujuh kali Lewis Hamilton mengkritik budaya dominasi lelaki di F1 dan memuji Susie Wolff mampu membela diri sendiri atas penyelidikan dugaan pelanggaran kepercayaan itu.
Berbicara menjelang F1 GP Australia 2024, Lewis Hamilton memberikan pernyataan bahwa ia tidak mempercayai FIA, khususnya presiden organisasi ini, Mohammed Ben Sulayem.
Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap cara organisasi motorsport ini menghadapi sejumlah masalah yang mungkin merugikan F1.
Selain kasus Susie Wolff, Lewis Hamilton sendiri punya masalah dengan kejadian hilangnya mahkota kejuaraan yang mestinya direngkuhnya di F1 GP Arab Saudi 2021.
Lewis Hamilton mempertanyakan apakah Muhammed Ben Sulayem adalah orang yang tepat untuk memimpin FIA.
Baca Juga: Susie Wolff Gugat FIA Atas Dasar Kesetaraan Gender
“Ia tidak pernah melakukannya untuk mencapai suatu kebenaran,” tukas Lewis Hamilton terus terang.
“Ada kurangnya nilai akuntabilitas di sini, di dalam olah raga ini, di dalam FIA. Ada hal-hal yang terjadi secara tertutup, tidak ada transparansi, tidak ada akuntabilitas dan kami membutuhkan itu. Para penggemar membutuhkan itu. Bagaimana kita bisa mempercayai olah raga ini, dan apa yang terjadi di sini jika tidak memiliki keterusterangan?” ungkap Lewis Hamilton lugas.
Susie Wolff yang membawa FIA ke pengadilan Prancis–di mana badan motorsport ini beralamat–awal Maret 2024 menggambarkan perilaku di FIA sebagai “penghinaan” dan “berakar pada perilaku intimidasi dan misoginis” atau sikap mengintimidasi serta takut dengan kemampuan perempuan atau tidak memiliki kesetaraan gender.
“Saya sangat bangga pada Susie,” tambah Lewis Hamilton.
“Ia sangat berani, dan ia membela nilai-nilai yang begitu besar. Ia adalah seorang pemimpin dan berada di dunia yang sering kali orang-orangnya dibungkam, sikapnya yang berani memberikan pesan yang luar biasa,” tutupnya penuh hormat.