Suara.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan pada bulan lalu bakal mengambil tindakan terhadap produsen mobil Tiongkok. Isinya mencegah mobil listrik atau Electric Vehicle made-in China dijual di negara itu karena risiko keamanan. Yaitu penyadapan data.
Dikutip dari Mail Online, saat ini terdapat 2,4 juta kendaraan listrik yang terdaftar di Amerika Serikat, dan Joe Biden memperingatkan jika Tiongkok dibiarkan membanjiri pasar EV negerinya, produsen mobil dapat dengan mudah melacak data konsumen saat mobil terus-menerus terhubung ke ponsel dan sistem navigasi atau satnav.
Presiden Amerika Serikat ke-46 itu menyamakan EV sebagai smartphone pintar yang memiliki roda, serta menyebutkan bahwa Pemerintah Amerika Serikat kini sedang menyelidiki potensi dampak terhadap keamanan nasional dengan kemungkinan larangan kendaraan Tiongkok memasuki pasar Amerika di masa depan.
Sementara itu, Wang Wen Bin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah memberikan sanggahan beberapa saat lalu, serta menyebutkan ketakutan Amerika Serikat berlebihan. Menurutnya, di masa EV setiap negara dan pabrikan saling bergantung satu sama lain.
Baca Juga: 25 Titik SPKLU Dukung Pengguna EV Mudik Lebaran 2024
Ia juga menambahkan bahwa penjualan mobil listrik buatan pabrikan Tiongkok meningkat dan Beijing berencana memperluas penjualan EV ke Eropa.
Profesor Jim Saker, Motor Industry President menyatakan kepada anggota parlemen Pemerintahan Inggris bahwa kendaraan listrik yang membanjiri Britania Raya bisa menjadi Kuda Troya paling efektif yang dimiliki Partai Komunis Tiongkok.
Kuda Troya sendiri adalah patung kuda besar yang dibuat orang-orang Yunani untuk memperdaya Turki.
Ia menambahkan bahwa pernyataannya itu telah dituliskan dalam bentuk sebuah laporan yang diserahkan kepada komite Strategi Keamanan Nasional Parlemen, serta diharapkan bisa mengkaji ancaman terhadap keamanan ekonomi Britania Raya.
Sebagai Direktur Pusat Manajemen Otomotif di Universitas Loughborough, Inggris, Profesor Jim Saker memperingatkan bahwa mobil listrik buatan Tiongkok dapat memberikan mata-mata kepada akses mega data, serta data pribadi.
Baca Juga: Belajar dari Tiongkok, Pemasaran EV di Indonesia Bisa Meningkat Pesat
"Kami tahu bahwa saat ini kendaraan yang terhubung dapat dihentikan dari jarak jauh," demikian pandangannya sebagaimana ditulis di harian The Times.
"Jika ini terjadi di jalan raya dengan kecepatan 100 km per jam dan sistem pengereman otomatis diterapkan di kendaraan, lalu-lintas akan menumpuk di belakang. Bila terjadi di titik-titik strategis, bisa menyebabkan kemacetan kota," lanjutnya.
Tiongkok sendiri menjadi rumah bagi BYD, produsen mobil listrik terlaris di dunia. Perusahaan ini menjual 526,409 EV pada kuartal terakhir tahun lalu, dibandingkan dengan 484,507 untuk Tesla.
Mantan kepala MI6, agen rahasia Inggris Sir Richard Dearlove termasuk di antara mereka yang memperingatkan potensi ancaman yang ditimbulkan baru-baru ini meminta pemerintah untuk mempertimbangkan melarang menteri menggunakan kendaraan listrik buatan Tiongkok. Alasannya demi keamanan.