Suara.com - Di jalan raya, tak sedikit berjumpa dengan pengendara yang tidak menyalakan lampu sein saat berbelok atau berpindah lajur. Bahkan ada juga yang menyalakan lampu sein tapi cukup mendadak.
Perilaku ini bukan hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga pengguna jalan lain. Bisa-bisa nantinya kecelakaan terjadi.
Fungsi dari lampu sein sendiri memberi isyarat kepada pengguna jalan lain tentang manuver yang akan dilakukan. Hal ini memungkinkan mereka untuk berhati-hati dan menyesuaikan kecepatan, sehingga terhindar dari kecelakaan.
Aturan penggunaan lampu sein sudah diatur dalam Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) pada pasal 12 ayat (1):
“Pengemudi kendaraan yang akan berbelok atau berbalik arah wajib mengamati situasi Lalu Lintas di depan, di samping, dan di belakang Kendaraan serta memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan.”
Kemudian dalam ayat (2) pasal yang sama diterangkan bahwa:
“Pengemudi Kendaraan yang akan berpindah lajur atau bergerak ke samping wajib mengamati situasi Lalu Lintas di depan, di samping, dan di belakang Kendaraan serta memberikan isyarat.”
Ketika tak menggunakan lampu sein, pengendara bisa kena denda hingga Rp 500 ribu atau kurungan selama dua bulan.
Hal ini dijelaskan dalam UU LLAJ pasal 294 yang mengatakan bahwa:
Baca Juga: Bukan Gen Z dan Bukan Boomer, Ini Generasi yang Suka Marah-Marah saat Berkendara
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang akan membelok atau berbalik arah, tanpa memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).”