Efek Domino Gugatan Juara Dunia F1 2008 Massa vs Hamilton

Kamis, 21 Maret 2024 | 11:26 WIB
Efek Domino Gugatan Juara Dunia F1 2008 Massa vs Hamilton
Max Verstappen (Red Bull Racing, kiri), dan Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas F1 Team) di podium F1 GP Hongaria di Sirkuit Hongaroring (4/8/2019) [AFP/Attila Kisbenedek]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pekan silam, mantan pembalap Formula 1 (F1) asal Brasil, Felipe Massa melayangkan gugatan kepada Formula One Management (FOM), mantan pemilik F1 Bernie Ecclestone, serta FIA sebagai badan yang mengatur balap F1.

Gugatan ini dilayangkan lewat High Court di London, ibu kota Inggris, dan Britania Raya. Isinya adalah menganulir hasil Juara Dunia F1 2008 yang diraih Lewis Hamilton.

Bila tuntutan ini dikabulkan, maka akan terjadi semacam efek domino yang melibatkan penghitungan poin para driver balap jet darat. Sehingga hasil akhirnya adalah Lewis Hamilton menyerahkan gelarnya kepada Felipe Massa, kemudian ia sendiri mendapatkan gelar dari Max Verstappen.

Rumit, penuh intrik, atau menarik dalam menyimak kasus yang disuarakan Felipe Massa ini?

Baca Juga: Felipe Massa Trending di F1, Pernah Komentari Rio Haryanto Begini

Dikutip dari Planet F1, komentator balap jet darat Peter Windsor menyatakan pandangannya.

Fernando Alonso (kiri) dan Felipe Massa saat masih bertandem di tim Ferrari. [AFP/Tom Gandolfini]
Fernando Alonso (kiri) dan Felipe Massa  saat berada di tim yang sama, Scuderia Ferrari [AFP/Tom Gandolfini]

Termasuk bisakah seorang Lewis Hamilton balapan di F1 GP Abu Dhabi 2021 setelah apa yang dialami Felipe Massa dalam perebutan gelar juara dunia F1 2008?

Felipe Massa menyebutkan poin penting dari batalnya ia merengkuh gelar Juara Dunia F1 2008--dan jatuh ke tangan Lewis Hamilton, hanya dengan selisih 1 poin--berpusat di F1 GP Singapura 2008.

Nelson Piquet Jr (Renault) sengaja melakukan kecelakaan untuk membantu rekan setimnya saat itu, Fernando Alonso memenangkan balapan.

Felipe Massa yang berada di posisi terdepan sampai Nelson Piquet Jr tabrakan akhirnya finish di urutan ke-13 setelah pit-stop yang kacau saat Safety Car diturunkan.

Baca Juga: Felipe Massa Tempuh Jalan Pengadilan, Bernie Ecclestone Sarankan Begini

Poin yang hilang ini membuatnya gagal menjadi juara dunia dalam penentuan gelar di F1 GP Brasil 2008 di Sirkuit Interlagos lima minggu kemudian. Yaitu kehilangan satu poin dan Lewis Hamilton memiliki selisih satu poin itu di atas perolehannya.

Reaksi pebalap Red Bull, Max Verstappen usai finis kedua di F1 GP Portugal 2021 yang dihelat di Sirkuit Portimao, Minggu (2/5/2021) malam WIB. [GABRIEL BOUYS / POOL / AFP]
Max Verstappen  finish kedua di F1 GP Portugal 2021  [AFP/POOL/Gabriel Bouys]

Tuntutan Felipe Massa ini menimbulkan dugaan bahwa banyak pembalap bisa meraih poin karena terjadi momen kontroversial seperti itu. Termasuk F1 GP Abu Dhabi 2021 yang banyak dibicarakan. Kali ini Lewis Hamilton yang mengalami hal serupa Massa: gagal meraih rekor Juara Dunia F1 delapan kali, karena kondisi yang sangat kontroversial.

Dalam kejuaraan itu, Michael Masi, Race Director FIA gagal menerapkan aturan Safety Car dengan benar di lap-lap terakhir balapan. Sehingga terjadi sprint satu lap antara Lewis Hamilton yang menggunakan ban hard compound lama, dengan Max Verstappen yang masuk pit dulu dan mengganti ban dengan tipe soft compound baru.

Hasil akhirnya, Max Verstappen unggul atas Lewis Hamilton, dan dari pembicaraan via radio tim, terdengar komentar Lewis Hamilton yang menyatakan, "Balapan ini dimanipulasi".

"Kejadian itu adalah kesalahan suatu balapan, namun hasilnya, Max Verstappen menjadi Juara Dunia F1," papar Peter Windsor.

"Jadi berdasarkan apa yang dialami Felipe Massa pada 2008 di Singapura, secara teori pasti ada lebih banyak diskusi yang bisa dilakukan tentang kejadian di F1 GP Abu Dhabi 2021," lanjutnya.

"Dalam pandangan saya, lap terakhir seharusnya tidak dihitung dan Lewis Hamilton seharusnya memenangkan balapan itu, dan seharusnya menjadi Juara Dunia F1 2021," tegas Peter Windsor.

Menurutnya, hal-hal seperti ini, tidak bakal bisa dibahas dalam suatu konferensi pers karena tidak akan pernah didapatkan jawaban jujur.

"Karena sangat hipotetis, dan tidak ingin menempuh jalan panjang untuk ditelaah. Namun jauh di lubuk hati, jika kita tanyakan kepada Lewis Hamilton: Bila kamu kalah dari Felipe Massa di musim F1 2008, dan gantinya mendapatkan gelar Juara Dunia 2021 apakah mau? Saya pikir dia akan sangat nyaman dengan hal itu," lanjut Peter Windsor.

"Kondisi ini bukan berarti Lewis tidak ingin menang pada 2008, ya. Apalagi ia main bagus pada tahun itu dan menjalani beberapa balapan secara hebat. Namun situasinya sangat berbeda, dan ia tahu seberapa baik Felipe berkendara tahun itu dan betapa kompetitifnya Felipe. Keduanya sangat dekat dalam perebutan gelar juara tadi," ulasnya.

Peter Windsor merasa bahwa proses hukum yang ditempuh Felipe Massa bisa membuka pintu yang menyangkut kesalahan administratif lainnya di masa lalu F1.

Termasuk F1 GP Kanada 2018 di Sirkuit Montreal,saat supermodel Winnie Harlow mengibarkan bendera kotak-kotak sebelum jadwal balapan berakhir.

Menilik kasus satu ini, mestinya race result hanya mencatat sampai lap 68 dari total 70, dengan fastest lap Daniel Ricciardo dianggap batal dan overtake Sergio Perez terhadap Kevin Magnussen dibatalkan di klasifikasi akhir.

Pebalap veteran asal Brasil, Felipe Massa [AFP/Nelson Almeida]
Felipe Massa setelah pindah dari Scuderia Ferrari ke Williams Racing F1. Ia juga balap di Formula e hingga dua dua tahun silam [AFP/Nelson Almeida]

"Saya pikir itu preseden yang cukup menarik untuk dikaji di antara beberapa hasil balapan lainnya. Ada banyak hal aneh dan tidak dapat dimaafkan yang terjadi dalam penyelenggaraan olah raga, di mana mestinya bisa dilakukan dengan benar. Kasus Felipe Massa ini adalah pertama kalinya seorang pembalap memutuskan melakukan hal ini," pungkas Peter Windsor.

Sebuah ulasan sangat menarik, di mana keterbukaan semua pihak bisa memperjelas tentang hak seseorang yang mestinya diterima secara bulat. Senada dengan kesalahan yang tidak bisa diabaikan selamanya, karena pasti ada saja celah sebagai penjelas ketidakabsahannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI