Puluhan Ribu Mobil BYD yang Diekspor Bermasalah, Bodi Ditemukan Lecet dan Berjamur

Rabu, 20 Maret 2024 | 11:15 WIB
Puluhan Ribu Mobil BYD yang Diekspor Bermasalah, Bodi Ditemukan Lecet dan Berjamur
Jajaran mobil yang telah diproduksi terparkir di Pabrik BYD di Changzhou, China pada Senin (4/3/2024). [Liberty Jemadu/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pabrikan mobil listrik asal China, BYD mengalami masalah ekspor di sejumlah negara Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan.

Dalam laporan The Wall Street Journal, mobil listrik BYD mengalami sejumlah masalah seperti lecet dan body berjamur.

Meskipun jamur merupakan hal yang umum terjadi pada mobil, terutama jika disimpan dalam waktu lama dalam cuaca lembab, masalah pada mobil BYD di Eropa lebih pada penanganan yang tidak tepat untuk menghilangkan jamur.

Di Thailand, kendaraan listrik asal China telah mengambil alih pasar otomotif dalam negeri. Namun permasalahan kualitas mobil listrik BYD tampaknya semakin meningkat. 

Baca Juga: BNI Bakal Bawa Produk UMKM Mejeng di Toko-toko AS

Keluhan cat dan plastik terkelupas sudah menjadi perhatian masyarakat. Sementara itu, di Israel, bagian atap mobil listrik BYD dilaporkan melengkung karena penggunaan rak.

Masalah yang menimpa BYD dipastikan bukan merupakan masalah cacat produksi. Namun permasalahan ini lebih terkait dengan logistik.

"Masalah tersebut setara dengan pergi ke restoran yang layak tetapi ternyata piringnya sudah terkelupas," ujar seorang Eksekutif BYD, dikutip Rabu (20/3/2024).

Saat ini dilaporkan ada sekitar 10.000 unitt mobil BYD yang terparkir di gudang-gudang Eropa. Unit yang terparkir merupakan produka-produk yang sudah dikirmkan sejak akhir tahun lalu, namun belum bisa dipasarkan di negara tujuan.

Mempertahankan kontrol kualitas yang ketat di seluruh rute pelayaran global mungkin menjadi tantangan baru bagi BYD. 

Baca Juga: Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Indonesia Siap Beroperasi Tahun Ini, Harga Mobil Listrik Bisa Lebih Murah?

Namun masih terlalu dini untuk mengukur apakah masalah kualitas yang terjadi merupakan sebuah masalah yang perlu ditanggapi dengan serius oleh perusahaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI