Suara.com - PT PLN (Persero )memboyong 10 ribu mobil listrik BYD yang meliputi Dolphin, Atto 3, dan Seal yang rencananya akan digunakan sebagai kendaraan operasional.
Padahal seperti diketahui, jajaran produk mobil listrik BYD yang dipasarkan di Indonesia saat ini masih berstatus impor dari China.
Lalu apa alasan perusahaan milih negara ini lebih memilih mobil listrik impor dibandingkan yang sudah dirakit ataupun diproduksi di dalam negeri.
Tercatat ada sejumlah merek mobil listrik yang sudah diproduksi ssecara lokal seperti Hyundai Ioniq 5, Wuling Air ev, Binguo EV, serta Chery Omoda E5.
Baca Juga: Mobil Listrik China Melejit, Nissan dan Honda akan Berkoalisi?
Semua mobil tanpa emisi tersebut memiliki TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) di atas 40 persen.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PLN Icon Plus, Ari Rahmat Indra Cahyadi mengatakan, salah satu alasan memilih BYD lantaran menjadi pemimpin pasar kendaraan listrik secara global.
"Kami melihat BYD sebagai industri leader dunia memberikan jaminan dukungan, karena kami ingin bekerja sama untuk the best industri," ujar Ari, di Jakarta, dikutip Minggu (17/3/2024).
Alasan lain, sambungnya, colokan mobil listrik BYD serupa dengan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), baik pakai daya listrik tidak searah alias AC, atau listrik searah atau DC dengan fast charging dan ultra fast charging sudah sesuai.
"Yang jelas standarnya sudah tersedia, tidak khawatir charging yang tidak suport mobil BYD mungkin itu yang menjadi pilihan PLN," katanya.
Baca Juga: Nissan Pengin Ajak Honda Adang Dominasi Mobil Listrik China
Diketahui harga termurah mobil listrik BYD saat ini dipatok Rp425 juta untuk Dolphin, dan varian termahalnya mencapai Rp719 juta untuk Seal.