Suara.com - Audi Sport Asia Trophy perdana digelar pada 2020 dan dimenangkan Daniel Bilski dari Australia yang bermukim di Asia. Ia menjalani musim yang cemerlang dengan B-Quik Absolute Racing Audi R8 LMS GT3 miliknya.
Kejuaraan ini adalah kompetisi seru antara para pembalap privateer alias amatir, yang menggemari tunggangan produksi Audi dengan peluang dimodifikasi eksterior mau pun mesin seperti tunggangan balap sejati.
Setelah digelar pertama kali pada 2020 itu, ajang balap endurance atau ketahanan format one-make race (OMR) ini mendapatkan sambutan seru. Tahun berikutnya, 2021 giliran Hu Bo yang mengangkat trofi menunggang Audi R8 LMS GT4.
Seterusnya, Chris Chia dinobatkan sebagai pemenang pada 2022, setelah musim di mana ia dan pembalap Audi Sport Asia, Cheng Congfu merebut gelar China GT Championship secara keseluruhan.
Baca Juga: Mulai 2026 Audi Cuma Produksi Mobil Listrik, Ini Alasannya
Dikutip dari rilis resmi Audi Sport Asia sebagaimana diterima Suara.com, Audi Sport Asia Trophy yang diperebutkan kembali untuk tahun kelima diselenggarakan berturut-turut menyatukan semua privateer di Asia yang bersaing dengan tunggangan balap Audi R8 LMS GT3, GT4 dan RS 3 LMS dalam satu kompetisi sepanjang musim.
Untuk 2024, pembalap yang memperoleh poin terbanyak sepanjang musim akan membawa pulang trofi yang didambakan dan kredit suku cadang sampai 50.000 euro atau setara Rp 852.348.535,00.
“Audi Sport Trophy dibuat untuk menawarkan sebuah platform di mana para privateer kami di seluruh wilayah dapat bersaing satu sama lain, tidak peduli seri atau event apa yang mereka ikuti atau mesin Audi mana yang mereka andalkan. Setelah memecahkan rekor 80 privateer berkompetisi di Audi Sport Asia Trophy pada 2023, bukti konsep dan kekuatan platform customer kami terlihat jelas,” jelas Alexander Blackie, Manajer Audi Sport customer racing Asia.
“Dengan musim baru yang akan segera tiba, kami bersiap untuk turun balap bersama dengan para pelanggan kami,” tandasnya.
Untuk memastikan persaingan yang setara, kompetisi ini terbuka secara eksklusif untuk privateer berperingkat Bronze FIA yang mengikuti kejuaraan terkemuka di kawasan ini dan balapan mandiri. Pembalap mendapatkan poin sesuai dengan posisi finish yang dicapai, serta semakin sulit seri atau balapannya, semakin banyak poin dicapai.
Baca Juga: Audi EV Buktikan Keandalan via Dakar Rally 2024
Selain itu, semakin sibuk musim pembalap, semakin besar peluang untuk mendapatkan poin, dengan beberapa privateer menunjukkan kemampuan beradaptasi yang mengesankan dengan mengikuti berbagai kejuaraan, terkadang di lebih dari satu model Audi.
Partisipasi dalam berbagai acara domestik, regional, dan internasional berbasis di Asia semuanya memberikan peluang untuk mencetak poin.
Kejuaraan ini mencakup seri sprint seperti TCR Asia dan Tiongkok, kejuaraan jarak menengah termasuk Fanatec GT World Challenge Asia (GTWCA) yang bergengsi, dan ajang balap endurance atau ketahanan seperti Motul Sepang 12 Hours yang menghasilkan perolehan poin tunggal terbesar musim ini, dengan 1.500 poin untuk kemenangan GT3 secara keseluruhan.
Tahun lalu, juara 2023 adalah Andrew Haryanto dari Indonesia, yang mengawali musimnya secara luar biasa dengan memenangkan pameran ketahanan Malaysia bersama pembalap Audi Sport, Markus Winkelhock, dan anak didik Audi Sport Asia Junior Yu Kuai dari Tiongkok.
Kemenangan ini memberikan dorongan awal bagi Andrew Haryanto melalui kejuaraan Pro-Am GTWCA yang kuat bersama Yu, yang mengakhiri tahun sebagai pembalap Audi dengan finish terbaik di Macau Grand Prix Greater Bay Area GT Cup.
Andrew Haryanto menang di antara 80 kontestan pada 2023, yang kedua dan ketiga masing-masing Hu Bo, juara 2021, dan Vincent Lin, sebagai komandan tim B-Quik Racing Henk Kiks berada di urutan keempat di depan pembalap Tiongkok Chris Chia, asal Tiongkok. Ia pemenang pada 2022.