Suara.com - Salah satu pabrikan otomotif asal Jepang, Toyota memiliki misi guna mempercepat elekrifikasi global. Namun, pabrikan ini enggan menciptakan mobil listrik secara massal tapi malah lakukan hal ini.
Dilansir dari Carscoops, Toyota baru saja mengumumkan langkah strategis. Mereka akan mengambil alih penuh Primearth EV Energy (PEVE), perusahaan patungan baterai dengan Panasonic.
Pasalnya, Toyota melihat permintaan baterai mobil listrik melesat bagaikan roket. Didorong oleh komitmen global untuk mengurangi emisi, kendaraan ramah lingkungan ini makin digemari.
McKinsey & Company memprediksi, kebutuhan baterai EV global akan mencapai 5.000 GWh pada 2030 dan 12.700 GWh pada 2040. Tak heran, perusahaan otomotif dan baterai berlomba-lomba meningkatkan produksi dan pengembangannya.
Baca Juga: Bisnis Mobil Listrik Rp100 Jutaan Kurnia Motors Diambil Alih Satria Motor
Saat ini, Toyota memiliki 51 persen saham PEVE, dan Panasonic 49 persen. PEVE memproduksi baterai untuk HEV dan berencana merambah BEV dan PHEV di masa depan. Akuisisi ini memperkuat rantai pasokan Toyota dan mempercepat elektrifikasi kendaraannya.
Toyota menargetkan produksi massal baterai solid-state pada 2027-2028. Baterai inovatif ini diklaim memiliki jangkauan mengemudi 1.200 km dan dapat diisi ulang hanya dalam 10 menit saja.
Apakah langkah yang diambil Toyota ini terbukti moncer atau justru sebaliknya?