Suara.com - Kota San Carlos di Filipina telah menerapkan sebuah langkah kontroversial untuk meningkatkan keselamatan sepeda motor dengan melarang penggunaan helm full-face. Keputusan ini telah memicu perdebatan di kalangan masyarakat dan para ahli keselamatan.
Sebagai gantinya, pemerintah setempat telah mengamanatkan penggunaan helm terbuka.
Menurut laporan Visordown, pemerintah daerah San Carlos telah memberlakukan larangan penggunaan helm full-face bagi pengendara sepeda motor untuk mencegah kejahatan yang dilakukan oleh individu yang menggunakannya untuk menyembunyikan identitas mereka.
Keputusan ini telah menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan pengendara sepeda motor yang tinggal atau bepergian melalui kota tersebut.
Baca Juga: Harga Yamaha Aerox Maret 2024: Obat Ganteng Buat Sambut Lebaran?
Walikota Renato Gustilo menandatangani Perintah Eksekutif tersebut akhir pekan lalu. Walikota menyatakan bahwa larangan helm full-face diberlakukan di dalam batas-batas kota. Namun, di luar Kota San Carlos, mengenakan helm wajah penuh adalah wajib.
Pos-pos pemeriksaan disiapkan untuk menegakkan perintah ini. Penegak hukum yang berjaga di pos pemeriksaan mewajibkan semua pengendara sepeda motor dan pengendara yang dibonceng untuk melepas helm, topi, atau masker mereka.
Pos-pos pemeriksaan ini didirikan di area-area yang telah ditentukan sesuai dengan perintah yang dikeluarkan oleh Gustilo.
San Carlos telah memperkenalkan batas kecepatan baru sebesar 40 km/jam (25 mph) di dalam kota, sebagai tambahan dari larangan penggunaan helm sepeda motor dengan wajah penuh.
Baca Juga: TUMBUH by Astra Financial Gelar Pop Up Booth, Anak Muda yang Ingin Motor Baru Silakan Merapat