Infografis
Suara.com - Menyebut nama Autoglaze bisa ditarik ke ke belakang, sekira era 2000-an, di mana bisnis aftermarket khususnya auto detailing dan carwash tengah berkembang.
“Tidak ada masalah dengan mitra pun kami bisa cari gara-gara agar ada masalah,” papar Robby Kurnia, CEO dan Founder Autoglaze, yang hari itu hadir dalam konferensi pers peluncuran Autoglaze x Turbowash di BSD Extreme Park Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan didampingi Allan Novatan, Direktur Operasional, dan Simon Sunata, Direktur Business Development.
Tentunya “cari gara-gara” ini adalah dalam konteks positif. Yaitu melayangkan komplain bila mendapati carwash mitra atau cabang tidak melakukan standar prosedur seperti disyaratkan Autoglaze.
“Kami memiliki CCTV yang mana selalu aktif. Bila pengguna lain memeriksa CCTV saat terjadi kejadian pencurian atau tindakan serupa, kami menggunakannya untuk monitoring atau memantau kinerja dan mutu mitra,” papar Robby Kurnia.
Itu sebabnya, kisah selembar kain lap saja bisa menjadi epic, seperti dituturkan Simon Sunata, Direktur Business Development Autoglaze x Turbowash.
“Pasalnya, dari selembar kain lap saja bisa terjadi spider web atau baret halus di bodi mobil, yang disebabkan pasir halus masih tertinggal di kain lap,” ungkap Simon Sunata.
Menurutnya, bila lap dicuci di lokasi carwash dengan high pressure pun mungkin masih ada pasir tertinggal.
“Mengingat kami memberikan garansi terhadap mobil yang kami tangani, maka lap mobil saat mengerjakan car detailing kami perhatikan benar. Untuk menjamin kepercayaan konsumen kami,” lanjut Robby Kurnia.
Baca Juga: Belum Tembus Rp 1 M, Sudah Bisa Bikin Bisnis Cuci Mobil Robotik
Untuk itu, Autoglaze menerapkan sistem rotasi lap mobil.
