Usia Kendaraan Listrik Bisa Capai 20 Tahun

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 28 Februari 2024 | 19:59 WIB
Usia Kendaraan Listrik Bisa Capai 20 Tahun
Mobil listrik BYD Atto 3 buatan China yang dipasarkan di Indonesia. [Suara.com/Liberty Jemadu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usia kendaraan listrik (EV) disebut bisa mencapai 18 sampai 20 tahun, sedangkan usia pakai baterai yang berkisar 3.000 sampai 5.000 kali pengisian daya demikian dikatakan peneliti senior International Council on Clean Transportation (ICCT) Georg Bieker dalam sebuah konferensi video di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

"Kalau kami aplikasikan kedua data ini ke dalam capaian jangkauan jarak tempuh, pengguna EV dapat dengan mudah dibawa hingga 1 juta kilometer, ini sangat jauh," kata Bieker dalam acara Workshop Media: Course to Zero (Emissions).

Hasil studi ICCT menilai kendaraan listrik memiliki jangkauan tempuh lebih terbatas dibandingkan kendaraan berbasis mesin pembakar bahan bakar minyak (BBM) internal atau 'Internal Combustine Engine' (ICE).

Namun, usia pakai yang jauh lebih lama karena bagian-bagian komponen penggerak yang lebih sederhana dibandingkan kendaraan berbasis ICE yang memiliki komponen-komponen lebih rumit.

Baca Juga: Target Penjualan Mobil Listrik 50% Mercedes-Benz Diundur, Apa Sebab?

Kelebihan lainnya adalah daur ulang komponen-komponen penggerak kendaraan listrik juga dimungkinkan. Misalnya baterai, kalau didaur ulang maka kita bisa mendapat kembali nikelnya, kobalt, dan bahan-bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat baterai.

"Jadi dapat menggunakan kembali material-material itu untuk pabrikan baru," kata Bieker yang diketahui berbicara di Jakarta dari Kota Berlin, Jerman lewat aplikasi Zoom.

Belum lagi menghitung risiko biaya pencemaran, seperti perawatan kesehatan pernapasan setelah menghirup gas buang dari kendaraan ICE. Itu sebabnya, EV disebut memiliki suatu siklus hidup yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan ICE.

Elektrifikasi penuh armada kendaraan global ditambah jaringan listrik bebas energi fosil diperlukan untuk membatasi pemanasan global di bawah dua derajat Celsius.

Kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) lebih direkomendasikan untuk mencapai target tersebut, dibandingkan jenis fuel-cell electric vehicle (FCEV) atau hibrida, dan kendaraan hibrida yang memakai colokan isi daya (plug-in hybrid).

Baca Juga: Sri Mulyani Tebar Diskon Pajak Beli Rumah Hingga Mobil Listrik di 2024

"Meskipun hybrid dan plug-in hybrid menawarkan efisiensi energi, tapi mereka tetap masih mengandalkan penggunaan energi fosil," kata Bieker.

Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Rachmat Kaimuddin yang hadir dalam acara tersebut mengatakan pemerintah mendukung elektrifikasi pada sektor transportasi.


Itu karena konsumsi energi fosil menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca dan polusi udara.


"Konsumsi energi fosil yang masih tinggi pada sektor industri dan sektor transportasi. Keduanya memberi dampak terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dan polusi udara," tutup Rachmat. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI