Pantang Berebut Paling Dulu Bikin Mobil Listrik, Toyota Sudah Patenkan Mesin Ini

Selasa, 27 Februari 2024 | 17:34 WIB
Pantang Berebut Paling Dulu Bikin Mobil Listrik, Toyota Sudah Patenkan Mesin Ini
Bus hidrogen Toyota [Nikkei Asian Review]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para produsen otomotif terus berkarya menghasilkan mobil bertenaga listrik atau Electric Vehicle (EV) sebagai bagian dari kontribusi mengurangi polusi. Pilihan mayoritas adalah EV menggunakan baterai listrik.

Akan tetapi Toyota Motor Corporation (TMC) melesat dengan temuan jitu. Tidak ikut "berlomba" menciptakan mobil EV seperti karya para kompetitor, akan tetapi setia kepada proyek-proyek mobil tenaga hidrogen yang membuatnya unik, standout from the crowd.

Dikutip dari salah satu media kenamaan Spanyol, la Grada, Toyota telah mengajukan paten untuk mesin tenaga hidrogen ini, meski belum tersedia secara komersial.

Akan tetapi salah satu produknya, All-New Toyota Mirai tentunya tertanam kuat di benak para pencinta otomotif, utamnya mereka yang menyukai pengembangan teknologi khas Toyota.

Baca Juga: BTS Surabaya Fungsikan Bus EV, Pembayaran Mudah Sistem Cashless

Toyota terkenal sebagai pendukung pengembangan teknologi sel bahan bakar hidrogen, dan telah banyak berinvestasi di bidang ini selama lebih dari 30 tahun.

Perusahaan dengan logo tiga ellips itu telah menjajaki pilihan bahan bakar alternatif selama beberapa waktu, dan pengembangan terbaru mereka adalah mesin pembakaran hidrogen berpendingin air. Mesin ini unik dalam mengatasi tantangan mesin pembakaran hidrogen tradisional.

Fiturnya adalah pengontrol utama mesin, yang secara konstan memantau parameter penting seperti suhu, tekanan, dan kecepatan. Secara dinamis menyesuaikan parameter injeksi air untuk memastikan rentang termal yang optimal.

Bayangkan saja ada ELectronic Control Unit atau ECU sebagai pelatih yang bertugas melakukan, menganalisis data sensor, dan mengirimkan perintah tepat ke katup injeksi air. Penting untuk diingat bahwa ini masih merupakan teknologi yang berkembang.

Mesin produksi untuk membuat sel bahan bakar kendaraan berbahan bakar hidrogen di Daimler AG [Daimler via ANTARA Foto].
Mesin produksi untuk membuat sel bahan bakar kendaraan berbahan bakar hidrogen di Daimler AG. Sebagai ilustrasi  [Daimler via ANTARA Foto].

Berbeda dengan mesin Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) yang mengandalkan teknologi sel bahan bakar yang canggih dan mahal, Hydrogen Combustion Engine atau HCE menggunakan infrastruktur dan secara teknis memiliki mesin pembakaran internal.

Baca Juga: Max Verstappen Luruskan Pendapat: Ortu Tidak Memaksa Anaknya Jadi Pembalap

Potensi hidrogen untuk mendekarbonisasi beberapa industri, khususnya transportasi, telah mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan baru. Mesin pembakaran hidrogen adalah cara unik untuk memaksimalkan potensi pembakaran hidrogen yang ramah lingkungan.

Akan tetapi, ada kendala untuk mesin hidrogen, karena untuk pembakaran hidrogen mesin beroperasi dalam suhu yang jauh lebih tinggi dibandingkan mesin bensin.

Masalah ini terjadi karena hidrogen memiliki tingkat mudah terbakar yang lebih tinggi dibandingkan bensin, sehingga memungkinkannya terbakar dalam kombinasi udara-bahan bakar yang lebih beragam.

Meskipun berpotensi meningkatkan efisiensi, hal ini juga menghasilkan panas ekstra, yang bisa menyebabkan masalah seperti peningkatan emisi nitrogen oksida (NOx). Selain itu, ketukan mesin menyebabkan penurunan efisiensi dan daya tahan mesin.

Sebagai pakar mesin hidrogen, Toyota terus menyempurnakan keberadaan mesin dengan energi terbarukan ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI