Etika Berhenti di Traffic Light, Memangnya Boleh Secuek Itu?

Selasa, 27 Februari 2024 | 16:14 WIB
Etika Berhenti di Traffic Light, Memangnya Boleh Secuek Itu?
Suasana menunggu pergantian traffic light Simpang Depok. Sebagai ilustrasi [Suara.com/Supriyadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perhentian lampu merah atau traffic light bisa dijadikan studi ringan menyimak perilaku kita sebagai pengguna jalan raya dan kendaraan roda dua atau sepeda motor.

Ada yang berhenti sangat tipis bahkan lewat markah jalan karena ingin menjadi nomor satu untuk melaju kembali. Ada pula yang bergerak perlahan mencari tempat terhindar dari sinar matahari atau di bawah pohon dekat traffic light sehingga bisa meneduh sembari menunggu lampu hijau menyala.

Tidak terkecuali adalah perilaku "unik" lainnya. Langsung merogoh kantong atau tas, serta membaca pesan-pesan yang ada di smartphone. Terkadang begitu asyik sampai lampu kuning berganti hijau terlewat dan bunyi klakson terdengar untuk "memarahi pelaku" penyebab kemacetan.

Ilustrasi lampu merah di jalan raya (Unsplash/Ken Wyatt)
Traffic light atau lampu merah. Sebagai ilustrasi [Unsplash/Ken Wyatt]

Dikutip dari tips Wahana Honda, tabrakan atau kecelakaan lalu-lintas berpotensi terjadi dari belakang saat pengendara berhenti di traffic light.

Baca Juga: Max Verstappen Luruskan Pendapat: Ortu Tidak Memaksa Anaknya Jadi Pembalap

Karena potensi inilah pengemudi sepeda motor wajib memiliki kesiagaan tinggi atau tetap fokus saat berhenti menunggu lampu hijau menyala. Apalagi motor lebih berisiko dan penggunanya rentan terdampak langsung bila terjadi kecelakaan.

Perlu dipahami bahwa saat lampu merah di traffic light menyala, akan terjadi sederet proses. Yaitu:

  • Terjadi perlambatan semua kendaraan di belakang markah jalan dan traffic light.
  • Dengan terjadinya lampu merah, semua pengguna kendaraan bermotor wajib menginjak rem dan menghentikan aktivitas mengemudi sampai terjadi pergantian lampu yang membolehkan kegiatan mengemudi dilanjutkan lagi.
  • Antara satu dan lain kendaraan mesti menemukan jarak aman selama penghentian berlangsung. Bukan mencari-cari celah agar bisa melewati traffic light paling cepat.
  • Berikut etika dan tips yang dibagikan Wahana Honda untuk tertib mematuhi traffic light di jalan raya:
  • Saat mengamati traffic light menunjukkan warna kuning menuju merah, cek spion, kurangi kecepatan.
  • Bila dirasa kondisi tidak aman injak rem beberapa kali, siap-siap menghindar.
  • Lihat kondisi depan, belakang, samping, atas dan bawah aman, lakukan perlambatan.
  • Berhentilah di tempat yang sesuai aturan, tidak melewati garis jalan atau sengaja memilih tempat yang teduh. Posisi ini bukan mustahil akan menyulitkan pengendara lain.
  • Setelah berhenti, pindahkan gigi ke posisi netral.
  • Saat berhenti tetap fokus, karena traffic light menunjukkan lampu merah bukan berarti bersantai. Wajib tetap konsentrasi mengendalikan kendaraan dan memastikan situasi aman.
  • Saat berhenti, kaki yang pertama turun adalah kaki kiri. Kaki kanan berjaga-jaga di tuas rem.
  • Biasakan kaki kiri turun lebih dulu meski menaiki motor transmisi otomatis atau matik, untuk mengasah kemampuan menguasai banyak jenis motor.
  • Saat berhenti lama, tidak ada masalah bila kedua kaki ingin diturunkan tetapi yang tidak dianjurkan dilakukan adalah melepas tangan dari setang, agar bisa bergerak dengan cepat jika terjadi risiko.
  • Tidak menahan rem saat berhenti di lampu merah. Tujuannya untuk mengantisipasi dampak dari kemungkinan tabrakan dari belakang.
  • Menahan rem bisa dilakukan bila kondisi jalan menurun atau menanjak tetapi pengendara harus lebih waspada.
  • Saat lampu hijau menyala dan kendaraan mulai melaju lagi, pastikan kondisi di belakang aman. Hal ini bisa dilakukan dari memantau spion juga menoleh ke kiri dan kanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI