Suara.com - Penjualan kendaraan listrik menjadi topik utama di sejumlah media luar negeri belakangan ini, dengan fokus pada perlambatan permintaan global yang nyata.
Para produsen mobil, yang sebelumnya berjuang untuk memenuhi permintaan yang melonjak untuk kendaraan listrik setahun yang lalu, kini mulai memperlambat ambisi.
Dalam konteks ini, menurut Carscoops, penjualan kendaraan listrik di seluruh dunia meningkat dari tahun ke tahun di bulan Januari, tetapi mengalami penurunan yang signifikan dari puncaknya di bulan Desember.
Perubahan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengurangan subsidi, peraturan yang lebih ketat, atau penurunan penjualan secara musiman, terutama di pasar-pasar penting seperti Jerman, Prancis, dan China.
Baca Juga: Tanda AC Mobil Harus Servis: Perhatikan 4 Gejala Ini!
Meskipun angka terpisah untuk EV dan PHEV tidak tersedia, data dari Rho Motion menunjukkan bahwa total 1,1 juta kendaraan listrik murni dan hibrida plug-in terjual secara global pada Januari 2024.
Ini menandai peningkatan signifikan sebesar 69% dari 660.000 unit yang terjual pada Januari 2023. Meskipun ini adalah hasil yang solid, ini juga mencerminkan penurunan penjualan sebesar 26% jika dibandingkan dengan bulan Desember tahun lalu.
Selain itu, penjualan EV/PHEV di bulan Januari lebih rendah dibandingkan dengan penjualan di bulan Juni, Agustus, September, Oktober, dan November 2023.
Pada Januari 2024, penjualan global kendaraan listrik (EV) mencapai 1,1 juta unit, mewakili peningkatan 69% dari tahun ke tahun, tetapi turun 26% dari bulan ke bulan.
Penjualan di Eropa tumbuh 29% dari tahun ke tahun, sementara di Amerika Serikat dan Kanada meningkat 41%, dan di China meningkat hampir dua kali lipat.
Baca Juga: Suzuki Jimny 5 Pintu Diburu Konsumen Sebagai Mobil Keluarga
Namun, penjualan mobil listrik di Jerman turun sekitar 50% pada Januari 2024 dibandingkan dengan Desember 2023 setelah negara itu menarik subsidi. Penurunan serupa juga terjadi di Prancis karena negara tersebut memperketat persyaratannya.
Berkaca dari uraian di atas, akankah penjualan mobil listrik di Indonesia kelak akan mengalami hal yang sama? Atau justru malah semakin diminati? Menarik untuk dinanti.