BYD Masuk Aliansi Pabrikan China untuk Kembangkan Baterai Solid State

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 13 Februari 2024 | 19:16 WIB
BYD Masuk Aliansi Pabrikan China untuk Kembangkan Baterai Solid State
BYD masuk aliansi pabrikan baterai EV China yang mengembangkan baterai solid state. [Suara.com/Liberty Jemadu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produsen mobil listrik dan perusahaan-perusahaan raksasa baterai EV China sepakat untuk bersatu mengembangkan baterai solid state, jenis baterai kendaraan listrik baru yang diklaim lebih unggul ketimbang baterai lithium ion.

Perusahaan EV Tiongkok seperti BYD, CATL, Nio CALB, EVE Energy, dan Gotion High-tech masuk dalam aliansi China All-Solid-State Battery Collaborative Innovation Platform atau Casip. 

Selain itu beberapa kementerian Tiongkok juga masuk dalam Casip. Antara lain adalah Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, Kementerian Sains dan Teknologi serta Badan Energi Nasional China.

Casip, demikian dilansir dari Nikkei Asia Selasa (13/2/2024) juga melibatkan para ilmuwan dari kampus ternama di Tiongkok. Tujuan aliansi yang dibentuk pada Januari lalu itu adalah mengembangkan baterai generasi terbaru yang bisa bersaing di pasar global.

Baca Juga: Cobain Test Drive BYD Seal, Sedan Listrik Rasa Mobil Sport

"Kami harus mempersiapkan diri kalau-kalau teknologi baterai solid state bisa menggeser posisi China yang kini mendominasi pasar baterai EV," kata Ouyang Minggao, ilmuwan dari Universitas Tsingua yang terlibat dalam proyek ini.

Saat ini China sudah mendominasi pasar baterai kendaraan listrik dunia. BYD dan CATL saja sudah memasok lebih dari 50 persen baterai mobil listrik di dunia.

Baterai BYD dan CATL digunakan oleh mobil-mobil listrik kenamaan dunia antara lain Tesla, BMW, Toyota, Mercedes-Benz, Kia dan Ford.

Dengan pengembangan baterai solid state ini China berharap bisa terus mempertahankan dominasinya di pasar baterai kendaraan listrik dunia.

Saat ini sejumlah pabrik mobil dunia, termasuk Toyota, Ford, Honda dan bahkan produsen gawai Samsung dari Korea Selatan sedang mengembangkan baterai solid state. 

Baca Juga: Delapan Diler BYD Diresmikan Serentak: Dari Jakarta hingga Medan

Baterai solid state

Baterai solid state disebut memiliki masa pakai lebih lama, lebih cepat diisi ulang, ukurannya lebih kecil, tetapi mampu menampung energi lebih banyak ketimbang baterai lithium ion yang kini banyak digunakan di pasaran.

Bedanya baterai solid state tidak mengandung komponen cair. Baterai lithium ion diketahui mengandung elektrolit, yang berfungsi untuk mengalirkan lithiun ion.

Baterai solid state punya tingkat densitas energi lebih tinggi ketimbang lithium ion. Karenanya baterai ini bisa menampung lebih banyak energi, meski dengan ukuran yang sama dengan baterai lithium ion.

Dengan kata lain, baterai solid state bisa membuat mobil menempuh jarak lebih jauh. Ukurannya juga bisa lebih kecil dan bobotnya lebih ringan.

Selain itu, baterai solid state juga bisa diisi ulang atau dicas lebih cepat ketimbang baterai lithium ion. Sehingga lebih praktis ketimbang baterai lithium ion.

Yang tak kalah penting, baterai solid state juga lebih aman karena risiko untuk terbakar atau meledak lebih kecil. 

Toyota belum lama ini mengatakan akan mulai menggunakan baterai solid state pada mobil-mobil listriknya pada akhir dekade ini atau sekitar 2028.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI