Suara.com - Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) pada 2023 mencatat bahwa produksi alat berat di Indonesia mencapai 8.066 unit.
Alat berat paling banyak diproduksi pada 2022 dengan total sebanyak 8.826 unit. Sehingga secara tahunan (year on year) produksi alat berat turun sebanyak 8,61 persen.
Dikutip dari kantor berita Antara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan subsektor minerba dan batu bara pada 2023 memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebanyak Rp173 triliun atau sebesar 58 persen dari total PNBP nasional.
Menilik terjadinya penurunan produksi alat berat sekaligus kontribusi PNBP ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta industri otomotif Indonesia untuk memproduksi truk tambang yang sesuai dengan kondisi tambang di negara kita.
![Pertambangan Batu Bara Kaltim. [Pemprov Kaltim]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/09/23055-pertambangan-batu-bara-kaltim-pemprov-kaltim.jpg)
Menperin mengatakan para pelaku industri bisa memulai hal ini dengan membuat perincian perakitan (assembly) yang memiliki spesifikasi sesuai dengan kondisi pertambangan di Indonesia.
"Kami dorong industri dalam negeri untuk segera menyiapkan produk truk-truk yang sesuai dengan spesifikasi tambang. Kami meminta mereka paling tidak bikin assembly line aja dulu," jelas Menperin usai acara Kick Off Penghargaan P3DN Tahun 2024 di Jakarta, Senin (12/2/2024).
Menurutnya, alasan pihaknya mendorong produksi truk tambang yang memiliki spesifikasi yang mumpuni, dikarenakan sektor ini terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
Ia menilai kebutuhan sumber daya alam yang diperoleh dari pertambangan cukup besar, sehingga alat yang digunakan harus sesuai dan juga buatan dalam negeri.
Dengan melakukan perakitan terlebih dahulu, sektor pertambangan juga bisa memberikan kontribusi cukup tinggi bagi nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Baca Juga: Kendaraan Komersial Mesti Patuhi Standar Keamanan
"Ada nilai TKDN-nya, karena kebutuhan yang sudah disampaikan besar sekali. Batu bara tumbuh, komoditas lain di mineral juga tumbuh. Saya juga sepakat itu harus agar industri kita siap," jelas Menperin.