Suara.com - Pasar kendaraan second hand atau mobil bekas senantiasa bergairah, mengakomodasi kebutuhan peminat atau konsumen untuk ganti tunggangan. Tidak sebatas kategori konvensional dengan pasokan tenaga dari bahan bakar yang diolah dalam Internal Combustion Engine (ICE), Electric Vehicle (EV) juga tersedia.
Dikutip dari Top Gear, sederhananya EV adalah kendaraan yang menggunakan listrik sebagai tenaga penggerak. Motor listrik bisa dipadukan dengan mesin bensin, dikenal sebagai mobil hybrid, kategorinya meliputi Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan satu lagi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).
Akan tetapi dalam bahasa sehari-hari, saat ada orang menyebut EV atau Electric Vehicle maka yang dimaksud adalah mobil listrik yang menggunakan daya 100 persen tenaga dari baterai listrik atau disebut sebagai Battery Electric Vehicle (BEV).
Dalam membeli mobil listrik atau EV bekas, sebenarnya tidak berbeda dengan saat melakukan inspeksi membeli kendaraan konvensional atau ICE. Yang mesti diperiksa adalah bodywork, ban, dan trim interior apakah ada tanda-tanda kerusakan, korosi, sampai perbaikan yang dilakukan pembeli tangan pertama.
Baca Juga: Harga Mobil Listrik Merosot 50 Persen per 3 Tahun, Apa Penyebabnya?
Akan tetapi, mengingat "jantung utama" setiap kendaraan listrik adalah baterai, maka cara pemeriksaannya dibalik. Di mana kondisi pasokan listrik dari baterai menjadi hal utama yang perlu diperhatikan atau diperiksa. Selanjutnya bisa melakukan pemeriksaan seperti umumnya membeli kendaraan second hand.
Berikut tiga hal penting yang harus diperhatikan saat membeli mobil listrik bekas:
- Hitung kebutuhan berkendaraan setiap hari, ketersediaan stasiun pengisian ulang atau recharging baterai dan kalkulasikan dengan daya jelajah maksimum dengan ketersediaan mobil listrik second.
- Memilih beberapa model yang dikehendaki dan melakukan pemeriksaan secara detail akan kondisi baterai EV yang akan dibeli. Menetapkan anggaran pembelian setelah melihat pilihan-pilihan mobil listrik dengan plus-minus kondisi baterainya.
- Memeriksa fisik mobil yang meliputi bodywork, ban, dan trim interior, ada atau tidaknya peristiwa pengkaratan tanda korosi, mencermati apakah kendaraan pernah mengalami kecelakan, dan tak lupa adalah macam-macam perbaikan sampai modifikasi yang dilakukan tangan pertama.
Soal baterai dan perlengkapannya menjadi paling krusial karena komponen inilah yang bakal menjadi tulang punggung keberhasilan operasional si mobil. Juga menentukan biaya bulanan setelah mobil itu dimiliki.
Berikut wacana seputar baterai mobil listrik yang perlu diketahui sebelum membeli EV second hand:
Cari tahu penjualan mobil listrik ini. Artinya apakah harga sudah mencakup keseluruhan termasuk baterai mobil. Pasalnya beberapa EV lama dijual dengan baterai sewaan. Artinya pemilik baru akan dibebani biaya bulanan tambahan.
Baca Juga: NXT Gen Cup:MINI Cooper SE Jadi Satu-satunya Mobil Balap Listrik Andalan
- Periksa kesehatan baterai. Kondisi baterai yang masih bagus membutuhkan pengisian ulang singkat atau tidak terlalu dekat jedanya.
- Periksa kabel pengisi daya. Jika rusak, minta biaya penggantian dibebankan kepada penjual, bukan pemilik baru.
- Cek seluk-beluk baterai. Seperti perang port pengisian daya Apple versus Android, kendaraan listrik telah melalui evolusi serupa. Ada opsi dan campuran Tipe 1, Tipe 2, ChaDeMo dan CCS. Port paling umum adalah Tipe 2, sedangkan model ChaDemo memiliki konektor DC yang sulit dihubungkan di seantero Britania Raya yang dominan memiliki aliran listrik AC.
- ChaDeMo kemungkinan besar merupakan pemecah masalah bagi siapa pun yang mengandalkan pengisian daya jauh dari rumah. Adaptor yang membawa ChaDeMo ke CCS (port DC paling umum saat ini) atau konversi port akan berharga cukup mahal.
- Salah satu solusi perbedaan lubang pin pengisi baterai listrik adalah memasang steker tiga pin dan pengisian melalui jendela mobil listrik.