Harga Mobil Listrik Merosot 50 Persen per 3 Tahun, Apa Penyebabnya?

Senin, 12 Februari 2024 | 11:09 WIB
Harga Mobil Listrik Merosot 50 Persen per 3 Tahun, Apa Penyebabnya?
Mobil listrik atau Electric Vehicle. Sebagai ilustrasi [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa model mobil listrik telah mengalami depresiasi yang cepat, jauh melebihi harga kendaraan bermesin bensin atau konvensional yang memiliki Internal Combustion Engine (ICE).

Dikutip dari salah satu harian besar Inggris, The Telegraph yang menggunakan data Auto Trader, harga mobil listrik atau mobil bertenaga baterai (Battery Electric Vehicle atau BEV), turun sebesar 23 persen pada tahun lalu.

Data yang diterbitkan menunjukkan bahwa pangsa pasar mobil listrik baru merosot, turun dari 19,7 persen di bulan Desember menjadi hanya 14,7 persen di bulan Januari.

Beberapa penyebab penurunan harga antara lain adalah melimpahnya pasokan mobil listrik atau EV bekas, karena pembeli awal atau pertama menjual kendaraan mereka yang sudah lama. Sementara itu masuknya merek-merek baru dari Tiongkok membuat ketersediaan mobil listrik semakin banyak.

Lantas di Inggris sendiri, pihak Downing Street atau pihak Perdana Menteri menunda larangan mobil berbahan bakar bensin baru akan efektif per 2030 menuju 2035, sehingga turut memperlambat adopsi mobil tenaga listrik atau EV.

Tesla Model Y di IIMS Hybrid 2022 [Suara.com/CNR ukirsari].
Tesla Model Y di IIMS Hybrid 202. Sebagai ilustrasi  [Suara.com/CNR ukirsari].

Menurut dari Motorway.com, mobil listrik yang dibeli saat ini atau sekarang diperkirakan akan mengalami depresiasi sekitar 50 persen selama tiga tahun. Sebagai gambarannya, Tesla Model 3 yang dibeli 39.990 Poundsterling Britania Raya (GBP) atau sekira Rp 789 juta hanya bakal bernilai 19.995 (Rp 395 kuta) GBP saat dijual.

Disebutkan oleh Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT) sebanyak 118.973 unit EV dijual pada 2023, atau mengalami kenaikan 90 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Penjualan EV kategori hybrid (HEV atau Hybrid Electric Vehicle) naik 40 persen, sedangkan dan plug-in hybrid (PHEV) 25,1 persen, yang berarti mobil listrik dengan bermacam sumber tenaga termasuk baterai (BEV) menyumbang 5,6 persen dari seluruh penjualan mobil bekas.

"Pasar mobil baru yang sehat adalah kunci untuk mendorong pilihan di sektor bekas dan sangat membahagiakan ketika melihat sejumlah besar pemilik kedua dan ketiga mendapatkan manfaat dari meningkatnya ketersediaan kendaraan listrik," papar Mike Hawes, Kepala Eksekutif SMMT.

Baca Juga: NXT Gen Cup:MINI Cooper SE Jadi Satu-satunya Mobil Balap Listrik Andalan

Senada pendapat Auto Trader yang menyorot pasar mobil bekas khusus EV masih baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI