Suara.com - PT Hyundai Motors Indonesia, perusahaan yang merupakan agen tunggal merek mobil Hyundai di Indonesia, mengaku belum berpikir soal daur ulang baterai mobil listrik.
Hyundai merupakan salah satu pemain utama di industri mobil listrik Indonesia dan dunia. Pada tahun ini, Hyundai Indonesia bahkan mulai mengoperasikan pabrik sel baterai dan pabrik sistem baterai di Bekasi.
Tetapi Presiden Direktur PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Woojune Cha mengatakan saat ini belum berpikir soal daur ulang baterai, meski daur ulang merupakan salah satu isu utama dalam industri.
"Daur ulang baterai terlalu cepat untuk dibahas," kata Cha dalam acara media gathering di Jakarta Selasa (6/2/2024).
Baca Juga: Wow, 3 Pabrik Hyundai Beroperasi di Indonesia Tahun Ini, Pasar Mobil Listrik Digempur Habis
Menurut Cha, Hyundai Indonesia saat ini masih berfokus pada ekspansi pasar kendaraan listrik karena HMID sendiri baru menjual mobil listrik di Indonesia pada akhir 2020 lalu.
Ia menambahkan bahwa karena mobil listrik Hyundai masih berusia muda, maka belum saatnya risau tentang daur ulang. Selain itu Hyundai sendiri sudah memberikan garansi baterai selama 8 tahun.
"Lima tahun ke depan tak perlu risau soal daur ulang. Saat ini yang penting adalah ekspansi, mungkin tiga tahun lagi baru membahas soal teknologi daur ulang baterai," imbuh dia.
HMID sendiri di Indonesia menggunakan baterai berbasis nikel yang bisa didaur ulang dan materialnya bisa digunakan lagi untuk keperluan lain.
Di Korsel dan beberapa negara lain, misalnya, Hyundai telah mengembangkan bisnis daur ulang baterai yang memanfaatkan baterai bekas mobil sebagai energy storage system atau ESS.
Baca Juga: Hyundai Akan Perkenalkan Dua Mobil Baru di IIMS 2024