Suara.com - Volvo bakal melepas saham Polestar, unit usaha produksi mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) menyusul penjualan kurang menggembirakan.
Brand kenamaan Swedia yang bermarkas di Gothenburg itu akan mengembalikan Polestar kepada Geely, induk perusahaan kini setelah diakuisisi oleh industri otomotif Tiongkok.
Dikutip The Verge dari Financial Times, perusahaan rental mobil Hertz Global Holdings, Inc bakal menghentikan pembelian kendaraan listrik atau EV buatan Polestar. Awal kesepakatan, akan ada 65 ribu unit kendaraan listrik jenis Battery Electric Vehicle (BEV).
Hertz membatalkan komitmennya membeli lebih banyak kendaraan listrik untuk armada mobil sewaannya karena terbetik rencana akuisisi itu.
Baca Juga: Laporkan Kinerja 2023, Hankook Catat Peningkatan Penjualan
Pada 2022, Hertz berencana membeli 65 ribu unit Polestar tipe BEV yang tengah meniti sukses menjadi pemimpin global di bidang produksi EV.
Jumlah ini melebihi 100.000 unit Tesla yang telah diumumkan perusahaan akan dibeli Hertz pada saat itu. Valuasi Tesla mencapai 1 triliun dolar Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya saat rencana diumumkan.
Namun setahun kemudian, Hertz berubah pikiran, terutama karena kendaraan listrik yang diakuisisi telah kehilangan sebagian besar nilainya.
Pemotongan harga (kebanyakan dari Tesla), depresiasi yang lebih tinggi dari perkiraan, dan meningkatnya biaya perbaikan telah menjadikan kendaraan listrik sebagai kesepakatan bisnis yang buruk bagi Hertz.
Secara total, perusahaan memperkirakan kerugian lebih dari 245 juta dolar AS akibat perjanjian tadi. Hal ini merupakan hal yang mengecewakan bagi Hertz, yang sebelumnya telah menetapkan target 25 persen armadanya akan menggunakan EV pada akhir 2024.
Baca Juga: Menko Airlangga Hartarto: All-New Toyota Kijang Innova Zenix Dominasi Pasar EV
Bulan lalu, Hertz mengatakan akan menjual 20.000 unit Tesla, atau sekitar sepertiga dari armada listriknya. Dan kini kesepakatannya dengan Polestar terpaksa ditunda.
Thomas Ingenlath, CEO Polestar mengatakan kepada Financial Times bahwa ia dihubungi CEO Hertz Stephen Scherr musim gugur lalu tentang rencana pembatalan itu.
Menurutnya, antara 2022-2023, Polestar telah menjual sekitar 13 ribu unit EV.
Hertz menjalankan model bisnis berisiko, di mana mobil listrik dibeli langsung atau beli putus. Kondisi ini berbeda dibandingkan dengan beberapa perusahaan penyewaan mobil yang menerapkan kerja sama beli kembali. Yaitu mobil yang telah digunakan bisa dibeli kembali oleh perusahaan pembuat dengan harga tertentu.
Thomas Ingenlath menambahkan bahwa Polestar setuju untuk mengesampingkan persyaratan membeli kembali seluruh mobil listrik yang sesuai pesanan mencapai 65 ribu unit. Asalkan Hertz setuju untuk tidak menjual stok kendaraan listriknya saat ini dengan harga terlalu murah serta terlampau cepat.
Dan meski penjualan EV masih booming dan portal penjualan mobil bekas Hertz penuh dengan unggahan Tesla Model 3 yang harganya berkisar 20.000 dolar Amerika Serikat (AS), tidak ada Polestar yang dipasarkan.
Lebih dari 1 juta kendaraan plug-in dijual di Amerika Serikat pada 2023, dan menjadi sebuah rekor baru. Total pangsa pasar kendaraan hanya di bawah 8 persen, naik dari 6 persen pada 2022, menurut Kelley Blue Book.
Namun, sejumlah produsen telah melupakan investasi kendaraan listrik mereka, dan permintaan sedikit lebih rendah dibandingkan beberapa tahun lalu. Inilah alasan, sejumlah perusahaan menghentikan atau menarik kembali beberapa komitmen mereka, seperti dilakukan Hertz.