Suara.com - Toyota Industries Corporation (TICO) yang bergerak dalam pengembangan mesin diesel melaporkan kepada Toyota Motor Corporation (TMC) bahwa sebuah tim investigasi khusus dengan ketua Hiroshi Inoue ditugaskan untuk menyelidiki potensi penyimpangan peraturan sertifikasi terkait sertifikasi emisi domestik yang tidak tepat untuk mesin forklift dan mesin konstruksi.
Dalam investigasi ditemukan beberapa kejanggalan selama pengujian untuk sertifikasi tiga model mesin diesel, dengan model terdampak van Hiace, Fortuner, Innova, dan SUV Lexus LX500D.
Selama pengujian sertifikasi, kinerja keluaran tenaga mesin diukur menggunakan ECU dengan software berbeda dari yang digunakan untuk produksi massal, sehingga hasilnya dapat diukur untuk membuat nilai tampak lebih halus dengan variasi lebih sedikit.
Oleh karena itu, TICO memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman mesin yang terkena dampak. Sedangkan TMC memutuskan menghentikan sementara pengiriman kendaraan yang dilengkapi mesin terdampak, sekaligus akan memberikan penjelasan detail kepada pihak berwenang dan segera mengambil tindakan yang tepat. Termasuk melakukan pengujian di hadapan saksi jika diperlukan.
Baca Juga: Astra Catat Pertumbuhan Penjualan Mobil Desember 2023
"Kami menganggap proses sertifikasi yang tepat sebagai prasyarat utama dalam menjalankan bisnis sebagai produsen mobil. Kami menyadari betapa seriusnya fakta bahwa pelanggaran sertifikasi yang berulang kali terjadi di TICO, seperti yang terjadi di Daihatsu, telah mengguncang fondasi perusahaan sebagai produsen mobil," demikian bunyi pernyataan resmi TMC.
Dikutip dari kantor berita Antara, menanggapi kondisi laporan mesin diesel dan pernyataan TMC, PT Toyota-Astra Motor (TAM) optimis masalah dalam pengujian untuk sertifikasi kendaraan kategori Sport Utility Vehicle (SUV) bermesin diesel buatan Toyota tidak akan mempengaruhi penjualan produknya di Indonesia.
"Mungkin Toyota ingin membuat suatu tren baru keterbukaan informasi dan menunjukkan keseriusan melakukan improvement (perbaikan). Jadi, kami lebih kepada keterbukaan transparansi informasi. Kami bisa jelaskan secara baik kepada konsumen, dan konsumen Indonesia cukup pintar, mereka bisa cek informasi dan lain sebagainya," jelas Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT TAM pada Jumat (2/2/2024).
Ia menambahkan bahwa langkah Toyota untuk mengungkap permasalahan hasil investigasi ke publik adalah wujud transparansi perusahaan kepada konsumen. Dan menurutnya, tidak banyak perusahaan yang berani mengungkap permasalahan internal kepada publik karena dapat menimbulkan berbagai risiko.
"Kami terus bicara dengan media, bicara dengan dealer, bicara dengan konsumen untuk menjelaskan, dan sejauh ini kami lihat penjualan kami dan animo dari masyarakat. Kami bicara dengan teman-teman komunitas, mereka bisa mengerti dan mereka tahu bahwa Toyota akan melakukan perubahan-perubahan," lanjut Anton Jimmi Suwandy.
Baca Juga: Kenal Lebih Dekat dengan Bisnis Otomotif Astra
Ia menandaskan konsumen di Indonesia tidak perlu khawatir karena masalah yang sedang terjadi di Jepang tadi tidak berkaitan dengan keamanan, performa, maupun kualitas kendaraan Toyota yang dipasarkan.
Khusus hasil pengujian mesin diesel Toyota yang dilakukan TICO, Anton Jimmi Suwandy menyatakan mungkin ada kesalahan dalam prosedur operasional standar (SOP) yang dilakukan oleh internal perusahaan itu. Akan tetapi, SOP yang kurang tepat sebenarnya masih dalam tahap wajar karena masih dalam rentang batas yang diatur regulasi.
"Contohnya adalah ada kurva torsi. Saya lihat angkanya tidak salah, masih ada di rentang antara. Di dalam regulasi ada rentang plus minus 2 persen, karena mesin tiap kali dites tidak mungkin sama angkanya, variasinya itu masih ada di antara 2 persen. Jadi, sekali lagi, sebenarnya tidak ada (masalah)," pungkasnya.