Suara.com - Tren mobil SUV (sport utility vehicle) yang terus meningkat di berbagai negara Eropa rupanya justru menimbulkan sebuah masalah baru. Hal ini dikarenakan dimensi mobil yang besar, namun tidak sebanding dengan lebar jalan yang ada.
Bahkan sebuah penelitian baru menyoroti perlunya regulator untuk mengatasi masalah mobil yang semakin besar seperti SUV.
Pasalnya data yang ada menunjukkan bahwa kendaraan penumpang yang dijual menjadi lebih lebar satu sentimeter (0,4 inci) setiap beberapa tahun. Akibatnya, mobil-mobil yang semakin gemuk ini menjadi terlalu besar untuk jalan dan tempat parkir di sejumlah negara Eropa.
Studi ini menyoroti contoh-contoh kendaraan yang sangat lebar dan semuanya didominasi oleh SUV.
Baca Juga: Gaya Nyentrik Nafa Urbach Di Depan Sedan Lawas, Netizen Malah Salah Fokus
Sebagai contoh, BMW X5, X6, X7, dan XM memiliki lebar lebih dari 200 cm (78,7 inci), sedangkan Mercedes GLS, Audi Q8, Porsche Cayenne, dan Volkswagen Touareg yang hanya sedikit lebih kecil.
Pertumbuhan SUV yang terus meningkat tidak hanya disebabkan oleh permintaan akan mobil yang lebih besar. Namun juga dipengaruhi oleh meningkatnya peraturan keselamatan.
Seperti dikutip dari motor1, Rabu (31/1/2024), salah satu contohnya adalahbagian pilar yang semakin lebar pada mobil masa kini dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Dengan adanya peraturan yang mewajibkan lebih banyak fitur keselamatan, produsen mobil membutuhkan ruang ekstra untuk mengakomodasi perangkat keras yang diperlukan.
Selain itu, orang sepertinya tidak pernah merasa cukup dengan mobil yang ditawarkan. Dengan demikian menjadi tantangan produsen unuk menghadirkan mobil yang sesuai kebutuhan konsumen.
Baca Juga: Tips Mengemudi di Tanjakan untuk Mobil Manual dan Matic: Jangan Panik!
Sedangkan sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Keselamatan Jalan Raya Belgia mengungkapkan beberapa hasil yang mengkhawatirkan.
Data kecelakaan yang tercatat di Belgia dari tahun 2017 hingga 2021 menunjukkan bahwa meninggikan bagian depan mobil sebesar 10 persen meningkatkan risiko kematian pejalan kaki atau pengendara sepeda sebesar 30 persen.