Gantung Helm, Sebastian Vettel Komandan Tim F1?

Selasa, 30 Januari 2024 | 11:52 WIB
Gantung Helm, Sebastian Vettel Komandan Tim F1?
Sebastian Vettel dalam sesi foto grup F1 driver, Class of 2022 di putaran akhir F1 GP Abu Dhabi (20/11/2022) [AFP/Ben Stansall].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki 2024, pentas balap single seater Formula One atau Formula 1 (F1) diramaikan kedatangan tim baru, pembalap baru, tester, pergantian kru dan staf teknik, sampai calon boss tim atau team principal.

Dikutip dari salah satu media balap kenamaan, Planet F1, Juara Dunia F1 empat kali berturut-turut, Sebastian Vettel yang telah gantung helm memiliki peluang menjadi kepala tim salah satu kontestan musim balap 2024.

Apalagi, kurun satu tahun terakhir sederet tim F1 telah menghadirkan kepala tim baru. Antara lain James Vowles untuk Williams dan Andrea Stella di McLaren yang memberikan pengaruh langsung kepada masing-masing tim mulai 2023.

Kemudian, untuk 2024 sudah diumumkan dua kepala tim pendatang baru. Yaitu Ayao Komatsu di tim Haas, serta Laurent Mekies untuk tim Red Bull.

Baca Juga: Balap Formula E Ungguli F1 untuk SChI

Sebastian Vettel terciduk kamera sedang memungut sampah usai balap F1 Inggris (Twitter)
Kebiasaan keren Sebastian Vettel: memungut sampah selesai pergelaran balap F1. Kali ini dilakukannya di Sirkuit Silverstone selesai balap F1 GP Inggris (Twitter)

Sebastian Vettel dinilai pantas menempati posisi sebagai salah satu boss tim rookie atau pendatang baru.

Selain ayah dua putri ini, daftar hot lainnya yang berpeluang sama seperti Seb–sapaan akrab Sebastian Vettel–adalah Michael Andretti, juara balap CART (balap single seater setara F1 yang sangat populer di Amerika Serikat) pada 1991.

Kemudian ada Jerome d'Ambrosio, mantan pembalap tim Marussia F1 yang saat ini menjadi anak buah Toto Wolff, kepala tim Mercedes, di sektor teknik.

Selanjutnya ada Allan McNish. Mirip Michael Andretti yang sebelumnya berkiprah di dunia CART atau bukan F1, ia adalah driver balap ketahanan atau endurance.

Selain berkecimpung di endurance race termasuk seri legendaris Le Mans 24 Hours, Allan McNish yang berdarah Skotlandia juga menjadi komentator balap, dan berprofesi sebagai jurnalis.

Baca Juga: Ketangguhan Hankook iON Race di Sirkuit Gurun

Lalu ada pula Mario Isola, seorang direktur motorsport Pirelli, pemasok ban dalam balap F1.

Ia terkenal sebagai sosok karismatik yang menyeimbangkan perannya di dunia motorsport dan kehidupan sehari-hari, dengan menjadi relawan pengemudi ambulans dan paramedis.

Menilik kelebihan para “kompetitor” Seb, apakah yang bisa ditawarkan mantan driver kelahiran Jerman, 3 Juli 1987 ini?

Sederet tokoh yang pernah bekerja sama dengannya menyatakan Sebastian Vettel adalah individu yang sangat cerdas dengan etos kerja yang kuat dan jeli terhadap detail.

Beberapa orang di Aston Martin memuji kerja Sebastian Vettel di balik layar sepanjang musim 2021-2022 saat ia bergabung di sana, sehingga tim berada di trek dan membuat lompatan besar pada 2023.

Team principal of the Scuderia Ferrari Formula One team Maurizio Arrivabene looks on in the pits during the Bahrain Formula One Grand Prix at the Sakhir circuit in Manama on April 3, 2016. AFP PHOTO / POOL / ANDREJ ISAKOVIC ANDREJ ISAKOVIC
Team principal  Scuderia Ferrari F1, Maurizio Arrivabene di Sirkuit Sakhir, Manama, Bahrain (2016) on April 3, [AFP PHOTO/ POOL / Andrej Isakovic]

Dikutip dari media F1 Racing versi cetak terbitan 2015, Seb memiliki kemampuan poliglot mempelajari bahasa secara otodidak. Untuk mengucapkan terima kasih, paling tidak ia bisa dalam 14 bahasa.

Hal ini paling tidak menjadi catatan kemampuan Seb dalam berinteraksi. Utamanya saat berada di tim Ferrari. Setelah sekian tahun memiliki aksen British (saat balapan bersama tim Red Bull Racing yang bermarkas di Britania Raya), ia berbahasa Italiano.

Semasa menjadi driver di tim Ferrari, Seb sampai diingatkan Maurizio Arrivabene–saat itu menjabat sebagai team principal Scuderia Ferrari kini CEO tim sepak bola Juventus–pada 2016 agar fokus balapan. Pasalnya ia memiliki ide begitu banyak bagi tim.

Prinsipal Red Bull Racing, Christian Horner (kiri), dan Sebastian Vettel saat keduanya masih kerja bareng di Red Bull [AFP/Giuseppe Cacace]
Team Principal Red Bull Racing, Christian Horner (kiri), dan Sebastian Vettel saat keduanya masih kerja bareng di Red Bull [AFP/Giuseppe Cacace]

Sekarang, mungkin saja kesempatan untuk menjadi komandan tim F1 terbuka.

Meski di sisi lain juga perlu dikaji. Beberapa kabar menyatakan, kesadaran Sebastian Vettel akan lingkungan hidup membuatnya undur diri sebagai pembalap.

Sebagai wacana, simak sederet kebiasaan Seb di pentas F1. Seperti ke venue pakai sepeda pancal atau kayuh, sampai mengumpulkan sampah di tribun penonton selesai balapan.

Kesimpulannya, apakah Sebastian Vettel punya ambisi kembali ke dunia  F1 dalam posisi berbeda?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI