BYD Masuk Sektor Prioritas Forum Diplomasi Ekonomi

Sabtu, 27 Januari 2024 | 09:00 WIB
BYD Masuk Sektor Prioritas Forum  Diplomasi Ekonomi
BYD Seal. Sebagai ilustrasi produk yang dihasilkan Tiongkok Selatan [BYD India via ANTARA].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar Indonesia memiliki nilai perdagangan mencapai lebih dari 133 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 2.002,8 triliun per 2022.

Sementara di bidang investasi, Tiongkok menjadi negara asal investor kedua terbesar bagi Indonesia dengan nilai 8,2 miliar dolar AS (Rp 123,5 triliun) pada 2022.

Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou, wilayah selatan Tiongkok disebut menjadi salah satu pintu masuk utama ekspor Indonesia ke Tiongkok. Pasalnya sekitar 38 persen produk-produk unggulan Indonesia seperti batu bara, kopi, sarang burung walet, makanan minuman dan buah-buahan tropis masuk melalui wilayah itu.

BYD akan masuk ke pasar mobil Indonesia pada 2024. [Antara]
BYD resmi masuk ke pasar mobil Indonesia per 18 Januari 2024. Tampak BYD Dolphin [Antara]

Tiongkok bagian Selatan juga menjadi rumah bagi perusahaan-perusahaan raksasa Tiongkok seperti Huawei, BYD, Tencent dan ZTE yang menjadi investor bagi Indonesia di sektor prioritas. Seperti mobil listrik atau Electric Vehicle (EV), kesehatan, bioteknologi, teknologi digital dan telekomunikasi.

Baca Juga: Pertamina Terapkan Defensive Driving Bagi Angkutan Berbahaya

Sebagai catatan, perusahaan EV BYD atau Build Your Dreams sendiri telah resmi masuk pasar otomotif Indonesia per 18 Januari 2024 dan memasarkan model BYD Seal, BYD Atto 3, serta BYD Dolphin.

Saat KJRI Guangzhou mengadakan Forum Sinergi Diplomasi Ekonomi di China Selatan, disusunlah strategi Wilayah Tiongkok Selatan potensial menjadi pintu masuk produk-produk UMKM Indonesia dan sumber investor utama Tiongkok.

“Yaitu perusahaan-perusahaan raksasa Tiongkok yang masuk ke dalam Fortune 500 seperti Huawei, BYD, dan lainnya," jelas Ben Perkasa Drajat, Konjen RI Guangzhou dalam acara itu.

Provinsi Fujian menjadi basis proyek nasional pengembangan kawasan industri kembar (Two Countries Twin Parks atau TCTP) untuk memajukan kerja sama industri dan sektor halal kedua negara.

Kemudian peserta forum sinergi mengidentifikasi sejumlah strategi. Seperti memperkuat sinergi dan kolaborasi promosi perdagangan dan investasi di pameran utama kawasan seperti China-ASEAN EXPO, Maritime Silk Road International Expo (MSRE) dan Hainan Consumer Product Expo.

Baca Juga: Manajer Tim: Pertamina Enduro VR46 Racing Team Tandai Satu Dasawarsa di MotoGP

Juga mengembangkan peran "Indonesia Trading House" di Guangzhou dan Hainan untuk membuka akses pasar produk UMKM Indonesia.

Ketiga, memanfaatkan kerangka kerja sama sister city dan sister province serta menggunakan posisi provinsi di wilayah Tiongkok Selatan yang memiliki status kawasan ekonomi khusus sebagai pintu masuk produk Indonesia.

Keempat, memfasilitasi dan mengatasi tantangan ekspor produk unggulan, termasuk UMKM Indonesia, antara lain melalui pembentukan inkubator bisnis. yang dapat mendongkrak kerja sama ekonomi di provinsi Guangdong, Fujian, Hainan dan Daerah Otonomi Khusus Guangxi Zhuang.

Forum ini dihadiri perwakilan dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC), perwakilan BUMN, Kamar Dagang dan Industri Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), Indonesian Chamber of Commerce in China (INACHAM) serta wakil pengusaha Indonesia di Tiongkok bagian selatan.

"Pemerintah Indonesia siap memfasilitasi secara dekat investasi dari China, you will never walk alone," sambut Cahyo Purnomo, Direktur Promosi Wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika, Kementerian Investasi/BKPM dalam forum itu.

Forum menyepakati penguatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok harus sejalan dengan semangat kemitraan komprehensif dan strategis Indonesia dan China yang telah terjalin sejak 2013.

Forum kerja sama KJRI Guangzhou, Bank Mandiri Cabang Shanghai dan UOB China itu ditutup dengan "business networking dinner" yang dihadiri sekitar 100 pengusaha Tiongkok Selatan seperti Huawei, GEM, CATL, Brunp, Tencent, SPIC dan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI