Suara.com - Di tengah ramainya polemik tentang nikel di Indonesia, Hyundai malah membuat inovasi dengan memamerkan teknologi canggih yang disematkan pada mobil listrik mereka.
Dilansir daru laman resmi, Hyundai memperkenalkan teknologi bernama Active Air Skirt (AAS). Teknologi ini memiliki fungsi pengontrol aliran udara yang masuk melalui bagian bawah bemper.
Hal ini membuat nantinya turbulensi yang dihasilkan di sekitar roda kendaraan akan secara efektif terkontrol. Tentunya, pemobil akan lebih bisa melajukan kecepatan mobil listriknya secara maksimal.
Di zaman kendaraan listrik saat ini, persaingan untuk mencapai jarak tempuh yang lebih baik dengan sekali pengisian baterai semakin memanas. Keterkaitan antara kendaraan dan aerodinamika menjadi semakin krusial.
Baca Juga: Luhut Sebut Indonesia juga Kembangkan Baterai LFP Bareng China, Bantah Gibran?
"Selain itu, performa aerodinamis memiliki dampak signifikan tidak hanya pada performa tenaga, tetapi juga pada stabilitas berkendara," dikutip dari situs Hyundai.
AAS dipasang di antara bumper depan dan roda depan kendaraan. Saat kendaraan bergerak dengan kecepatan normal, AAS tetap tersembunyi. Namun, begitu kendaraan mencapai kecepatan di atas 80 km per jam, AAS akan aktif. Fungsi utama AAS adalah memberikan efisiensi aerodinamis pada kendaraan.
"Lebih efektif meningkatkan performa aerodinamis jika hanya menutupi bagian ban karena lantai platformnya rata. Ini juga berfungsi untuk meningkatkan downforce kendaraan, sehingga meningkatkan traksi kendaraan dan stabilitas kecepatan tinggi," katanya.
Teknologi canggih dari Hyundai ini diklaim mampu digunakan ketika mobil melesat 200 km/jam. Tentunya ini menjadi teknologi canggih yang belum dimiliki dari pabrikan lainnya.
Baca Juga: Diperdebatkan Gibran dan Cak Imin, Ini Kelemahan Baterai Nikel dibanding LFP