Luhut Sebut Baterai LFP untuk Mobil Listrik Tak Bisa Didaur Ulang, Media Korea Selatan Beri Pernyataan Begini

Kamis, 25 Januari 2024 | 12:42 WIB
Luhut Sebut Baterai LFP untuk Mobil Listrik Tak Bisa Didaur Ulang, Media Korea Selatan Beri Pernyataan Begini
Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan, pada Jumat (22/12/2023) mengungkap penemuan litium dalam jumlah besar di Indonesia. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan memberikan tanggapan terkait kabar nikel yang sudah tak dipakai lagi oleh Tesla sebagai bahan baku pembuatan baterai mobil listrik.

Isu nikel ini awalnya digaungkan saat debat Cawapres lalu dimana Gibran Rakabuming menyatakan Tesla masih menggunakan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai listrik.

Lalu Co-Captain Timses AMIN, Tom Lembong menanggapi dengan menyebut kalau Tesla yang diproduksi di China sudah tak pakai nikel lagi. Ia menyebut kalau Tesla sudah menggunakan baterai berbahan Litihium Ferro Phospate (LFP).

Mendengar pernyataan ini, Luhut juga memberikan klarifikasi kalau pendapat Tom Lembong itu tidak benar. Justru Tesla masih menggunakan nikel sebagai bahan baku baterai mobil listrik di China.

Baca Juga: Tom Lembong Ungkap Sebab Suara Beratnya Karena Penyakit Ini, Sudah Sembuhkah?

"Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen baterai LFP untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap gunakan nickel based battery," tegas Luhut dalam akun Instagram @luhut.pandjaitan.

Jajaran mobil BYD di sebuah pameran di Thailand pada akhir 2023 kemarin. [Dok BYD]
Jajaran mobil BYD yang sudah menggunakan baterai LFP. [Dok BYD]

Bahkan Menko Marves tersebut menjelaskan kalau LFP justru tak bisa didaur ulang. berbeda dengan baterai berbahan nikel yang bisa didaur ulang.

“Selain itu publik perlu tahu bahwa lithium baterai berbasis nikel itu bisa didaur ulang, sedangkan baterai LFP sejauh ini masih belum bisa didaur ulang,” ujar Luhut

Salah satu media Korea Selatan, BusinessKorea memberikan pernyataan yang sama terkait apa yang diucapkan Luhut.

"Produsen otomotif utama di Korea Selatan memperluas volume baterai LFP buatan China untuk kendaraan listrik. Namun, masalahnya adalah bahwa hampir tidak mungkin untuk mendaur ulang baterai LFP setelah digunakan, dan mereka (LFP) menjadi limbah," tulis Business Korea.

Baca Juga: Diperdebatkan Gibran dan Cak Imin, Ini Kelemahan Baterai Nikel dibanding LFP

Meski tak bisa didaur ulang, baterai LFP memiliki keunggulan ketimbang nikel. Dilansir dari berbagai sumber, baterai LFP memiliki umur lebih panjang dibanding dengan baterai nikel alias Nickel Maganese Cobalt). Selain itu, LFP tak mudah terbakar dibandingkan dengan baterai NMC.

Rostaman
Masalah hilirisai buk hanya pd bahan tambang tpperlu dipikirkan pada bidang pertanian
Ahmad
Tim pemenangan no 1 dan 2, jangan terpancing dng hal sampah teknis yg dikompori penguasa, konsentrssi pada pemenangan. pemilu saja. Hal remeh temeh sengaja keluar untuk buyarkan konsentrasi pemenangan pemilu. Biar yg tanggapi penguasa yg di luar tim pemenangan, rakyat sudah pintar, biarkan rakyat yg menilai.
2 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI