Suara.com - Karyawan yang bekerja di sektor otomotif wajib waspada. Pasalnya, beberapa industri otomotif sudah mulai ancang-ancang untuk menggunakan robot sebagai pengganti manusia.
Dilansir dari Carscoops, beberapa pabrikan otomotif melakukan hal ini untuk mengatasi biaya pengeluaran yang membengkak efek gaji karyawan.
Semakin bertambahnya waktu, tuntutan para karyawan di dunia otomotif otomotis semakin tinggi dengan meminta kenaikan gaji. Pabrikan otomotif mulai melirik menggunakan teknologi robot untuk mengatasi hal ini.
Bahkan menurut laporan Wall Street Journal, biaya tenaga kerja yang meningkat akan mempercepat adopsi teknologi otomatis di pabrik-pabrik otomotif.
Baca Juga: Dinilai Lebih Menguntungkan, Otomatisasi Industri Otomotif Perlahan Gerus Tenaga Manusia
Pada tahun 2022, industri otomotif global juga telah memasang sebanyak 136 ribu unit robot di industri berdasarkan data dari Federasi Internasional Robotika.
Meskipun angka tersebut tinggi, hanya industri elektronika yang memasang lebih banyak robot. Ini berpotensi menjadi kabar buruk bagi anggota serikat pekerja buruh.
Meskipun begitu, tentunya pabrikan otomotif juga harus berpikir lebih matang jika akan menerapkan hal tersebut. Pasalnya, robot memang tidak akan menuntut gaji. Tetapi robot juga membutuhkan maintenance dengan biaya yang tak murah.
Apalagi untuk pembelian robot yang benar-benar canggih, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya cukup tinggi.
Baca Juga: Gibran Singgung Industri Game Indonesia Dikuasai Asing: Dari Rp25 T Lokal Cuma Kebagian Rp12,5 M