Dinilai Lebih Menguntungkan, Otomatisasi Industri Otomotif Perlahan Gerus Tenaga Manusia

Senin, 22 Januari 2024 | 14:15 WIB
Dinilai Lebih Menguntungkan, Otomatisasi Industri Otomotif Perlahan Gerus Tenaga  Manusia
UMKK didorong untuk masuk ke rantai pasok industri otomotif. Foto: ilustrasi pabrik mobil. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemajuan teknologi membuat industri otomotif menuju era otomatisasi yang lebih besar. Bahkan nantinya industri otomotif dikabarkan tidak lagi membutuhkan tenaga manusia dalam memproduksi mobil.

Melansir Carscoops, Senin (22/1/2024), teknologi yang semakin canggih akan memungkinkan penggantian lebih banyak tenaga manusia dengan mesin dalam beberapa tahun mendatang.

Menurut laporan Wall Street Journal, salah satu faktor pendorong tergesernya tenaga manusia dikarenakan upah pekerja yang semakin tinggi. Selain itu, otomatisasi dinilai mampu menekan selisih yang cukup signifikan dibanding menggunakan tenaga manusia,

Semakin tingginya tuntutan mungkin membuat anggota tenaga kerja saat ini merasa senang dengan kenaikan gaji dan kondisi kerja baru mereka. Namu di sisi laini, kondisi ini tanpa disadari mempercepat masa pensiun para pekerja.

Baca Juga: Strategi BYD Mencoba Peruntungan di Industri Otomotif Indonesia Lewat Mobil Listrik

Dicontohkan, dalam sebuah perjanjian kontrak baru akan menambah sekitar US$900 untuk biaya pembuatan mobil Ford selama masa berlaku kontrak, yang akan berakhir dalam empat tahun, dan sekitar US$500 untuk biaya pembuatan mobil Chevrolet baru.

Pada tahun 2022, industri otomotif global memasang 136.000 unit robot industri baru, menurut data Federasi Internasional Robotika. Meskipun angka tersebut tinggi, hanya industri elektronika yang memasang lebih banyak robot.

Faktor lain yang dapat mendorong industri otomotif menuju otomatisasi yang lebih cepat adalah adanya pembangunan pabrik baru untuk baterai dan pabrik kendaraan listrik.

Lebih mudah memasang robot di fasilitas baru daripada menambahkannya ke fasilitas yang sudah ada, di mana hal tersebut memakan biaya yang cukup besar.

Hanya saja yang menjadi catatan, penggunaan robot sendiri bukan tanpa kekurangan. Robot mahal untuk dibeli, masih memerlukan tenaga manusia untuk memprogram dan melakukan perawatan, dan mungkin menyebabkan masalah kualitas pada awal penerapan.

Baca Juga: Lulusan Vokasi Kemenperin Siap Serbu Lapangan Kerja Industri Otomotif

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI