Suara.com - Efisiensi atau keiritan bahan bakar adalah salah satu nilai plus yang ditawarkan produsen kendaraan roda dua atau sepeda motor. Tidak saja hemat saat dipandang dari sudut ekonomi, akan tetapi menunjukkan bahwa tunggangan diproduksi dengan teknologi canggih yang memberikan kenyamanan kepada penggunanya.
Ketika sepeda motor kesayangan minum banyak atau boros alias membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) di atas rata-rata atau di luar kebiasaan, bakal menimbulkan pertanyaan: apakah si motor sehat?
Dikutip dari situs resmi PT Astra Honda Motor, gaya berkendara yang buruk dari pengemudi sepeda motor berpotensi menyebabkan tingginya konsumsi BBM si kendaraan.
Atau dengan kata lain, cara-cara mengemudikan sepeda motor yang tidak mulus atau berlebihan bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar secara signifikan. Di antaranya adalah saat berkendara sering kali melakukan akselerasi tiba-tiba. Bisa pula menggeber-geber motor.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mesin Mobil, Begini Pilih RON
"Meski sepeda motor dalam kondisi prima, konsumsi bahan bakar yang efisien tidak akan bisa tercapai apabila tidak dibarengi dengan gaya berkendara yang baik. Untuk itu, penting agar gaya berkendara dilakukan dengan tenang dan santai guna mencapai efisiensi penggunaan bahan bakar yang lebih baik," demikian bunyi penjelasan PT Astra Honda Motor.
Selain itu, masih ada sederet kondisi teknis yang membuat pemakaian BBM atau bensin sepeda motor menjadi boros atau tidak seperti biasa.
Berikut adalah serangkaian penyebab sepeda motor selalu haus menenggak bahan bakar:
Filter udara kotor
- Kotoran seperti minyak dan debu yang menempel d filter menghambat aliran udara yang masuk ke ruang bakar, akibatnya volume campuran udara dan bahan bakar menjadi tidak ideal.
- Kondisi ini membuat proses pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga banyak bahan bakar terbuang sia-sia.
- Solusi: bersihkan filter secara teratur dan ganti secara berkala.
Tekanan angin di ban kurang
Baca Juga: Pendidikan Lalin Masuk Kurikulum SD sampai SMA
- Kondisi ban yang kekurangan angin membuat permukaan ban yang menyentuh aspal semakin melebar.
- Akibatnya laju motor akan terhambat dan motor terasa lebih berat. Tekanan angin yang tidak cukup menyebabkan mesin bekerja lebih keras dan akhirnya mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar.
- Solusi: periksa tekanan ban dan pastikan dalam kondisi yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Busi lemah
- Bila percikan api dari busi untuk proses pembakaran melemah, maka tidak terjadi pembakaran dengan hasil optimal. Akibatnya, daya gerak yang dihasilkan terasa lemah dan sepeda motor kurang bertenaga.
- Antisipasi pengemudi adalah menggenggam tuas gas lebih kuat agar kendaraannya mampu berakselerasi lebih cepat, sehingga akhirnya meningkatkan konsumsi bahan bakar.
- Selain kondisi busi sudah lewat masa pakai, penyebab lemahnya percikan api yang keluar dari ujung elektroda busi adalah kotoran sisa pembakaran yang menempel di busi.
- Solusi: lakukan pemeriksaan dan perawatan sepeda motor secara rutin.
Rantai motor kendur atau kerusakan belt CVT
- Terjadinya belt CVT (Continuously Variable Transmission) melar atau kendur atau retak membuat tarikan rantai di roda menjadi berat. Akibatnya tenaga yang dibutuhkan lebih banyak dan konsumsi bensin meningkat.
- Solusi: rantai atau belt CVT perlu diganti dengan yang baru. Jika belt CVT tidak diganti, konsumsi bahan bakar akan meningkat dan ada risiko belt CVT putus mendadak.
Gaya mengemudi
- Cara membawa motor dengan akselerasi tiba-tiba sampai upaya geber-geber motor membuat kebutuhan bahan bakar meningkat.
- Solusi: usahakan tertib membawa tunggangan kesayangan, bila memungkinkan ikuti pelatihan safety driving. Jangan lupa lakukan pemeriksaan komponen lewat service berkala AHASS, bengkel authorized sepeda motor Honda.