Suara.com - Dalam peluncuran pabrik mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) di Jakarta paruh pekan ini, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan via video menyatakan bahwa masalah polusi udara tidak mengenal pangkat dan jabatan. Juga tidak mengenal posisi, suku, serta agama.
Dikutip dari kantor berita Antara, Menko Marves menyatakan bahwa problematika polusi udara bisa berdampak kepada siapa pun sehingga masyarakat harus menjadikannya sebagai musuh bersama.
"Kita melawan satu polusi udara yang kita bu sendiri. Sekarang kita tangani supaya bisa berjalan. Saya minta semua bekerja sama, silakan ada masukan, kami sangat senang untuk bisa nanti dimasukkan dalam bagian peraturan-peraturan. Kami akan melakukan rapat lagi pada 22 Januari, dan selanjutnya bila sudah selesai, kami akan minta rapat kabinet terbatas dengan Presiden. Nanti Presiden memutuskan karena menyangkut pajak dan lain-lain untuk kepentingan kita semua," jelas Luhur Binsar Pandjaitan saat itu.
Ia lantas menjabarkan perkembangan industri kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) dalam negeri adalah bagian penting dalam menjaga daya saing Indonesia sebagai hub otomotif di ASEAN. Harapannya kepada seluruh masyarakat Indonesia agar dapat segera mengubah kebiasaan. Caranya dengan beralih dari kendaraan berjenis bahan bakar ke kendaraan jenis Battery Electric Vehicle (BEV) untuk lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat untuk generasi mendatang.
Baca Juga: Bentuk Ekosistem EV Terintegrasi, Indonesia Perlu Strategi
"Tadi kami baru selesai rapat. Saya pikir ini akan menjadi sangat relevan dengan adanya pabrik BYD di Indonesia untuk mengurangi polusi dan pencapaian target zero emission 2060 atau awal. Kami juga akan membuat kualitas solar atau bensin kita seperti Euro 4 atau Euro 5," jelas Menko Marves.
"Hal ini memberikan satu indikasi bahwa keadaan ekonomi kita sekarang ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, di tengah keadaan ekonomi dunia, mampu memitigasi berbagai masalah. Kami tadi rapat dan berpikir untuk menaikkan pajak bagi kendaraan sepeda motor non-listrik sehingga nanti bisa memberikan subsidi ongkos-ongkos seperti LRT atau kereta cepat. Dengan demikian, kami mencoba melihat ekuilibrium dan juga dalam konteks menurunkan polusi udara," lanjutnya.
Disebutkan bahwa Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi telah merumuskan sejumlah langkah-langkah mitigasi mengenai perubahan iklim, ketahanan energi, dan beberapa hal lain yang kemudian akan dibicarakan bersama dalam rapat terbatas untuk mendapatkan keputusan dari Presiden Joko Widodo dalam minggu depan.
"Dalam beberapa bulan ini kami sudah menemukan simpul-simpul masalah dan saya pikir ini kesempatan yang bagus untuk membuat Jakarta lebih bersih, lebih sehat, dan bisa mengurangi subsidi berobat yang mencapai Rp 10 triliun. Kami cari ekuilibrium untuk membuat ekonomi tetap berjalan dengan baik, seperti waktu penanganan COVID-19, sehingga ekonomi bisa jalan dan penanganan polusi udara juga berjalan," ujarnya.
Sebagai catatan, selain menyoroti BYD (Build Your Dream), pabrikan mobil listrik atau EV asal Tiongkok yang siap membangun pabrik di Indonesia, Menko Marves sebelumnya juga sudah terbang ke Amerika Serikat dan menjumpai pemilik perusahaan EV Tesla Incorporation, Elon Musk. Sesudahnya, ia mengawal Kepala Negara kita berbincang dengan pemimpin pabrik mobil listrik dan entrepreneur yang memiliki bisnis angkutan pesawat luar angkasa serta EV itu.
Baca Juga: Konsumen EV Meningkat, Menko Perekonomian Apresiasi Pabrikan