Suara.com - Shell Plc dikabarkan mulai melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) terhadap ratusan pekerja di seluruh dunia.
Menurut sumber, Shell baru akan mulai melakukan pemberitahuan secara rinci kepada para karyawan mulai pekan ini.
Adapun posisi terdampak merupakan posisi-posisi di unit solusi rendah karbon termasuk posisi pertama yang akan lebih dulu diberhentikan.
"Shell bertujuan untuk menciptakan nilai lebih dengan emisi yang lebih rendah dengan berfokus pada kinerja, disiplin, dan penyederhanaan," ujar seorang sumber, dikutip dari Investor Place, Jumat (19/1/2024).
Baca Juga: BYD Ramaikan Pasar Mobil Listrik Indonesia, Berapa Harganya?
Lebih lanjut, sumber mengatakan, para pegawai di divisi urusan korporasi juga telah diberitahu.
Termasuk divisi lain, seperti proyek dan teknologi yang akan menyusul kemudian.
"Untuk mencapai pengurangan tersebut, diperlukan portofolio yang memiliki nilai tinggi, efisiensi baru, dan organisasi yang lebih ramping secara keseluruhan," ungkap Sumber.
Saat ini Shell mempekerjakan sekitar 93.000 orang secara global baik secara penuh maupun paruh waktu pada akhir tahun 2022.
Angka tersebut dua kali lipat lebih banyak dari Chevron, meskipun perusahaan AS tersebut memiliki nilai pasar 34% lebih tinggi.
Baca Juga: Beli Mobil Bekas di Jakarta Bakal Lebih Murah, Ini Alasannya
Sekitar 1.800 orang telah meninggalkan Shell sebagai bagian dari penjualan bisnis ritel rumah tangga ke Octopus Energy pada akhir tahun lalu.
Pada Oktober, Shell mengatakan sebanyak 200 posisi di unit solusi rendah karbon akan dikurangi tahun ini, sekitar 15% dari total, dengan 130 posisi lain akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.