Merek-merek ternama seperti BMW, Porsche, dan Mercedes-Benz menawarkan mobil hibrida yang berorientasi pada performa dan kemewahan.

Mesin hibrida plug-in (PHEV) lebih kompleks daripada HEV. Hibrida plug-in memang menggunakan tenaga dari mesin pembakaran internal, tetapi juga bisa dialihkan ke mode full elektrik.
Mesin utama (yang butuh BBM) sama seperti pada mobil lainnya. Namun, motor listrik dan paket baterai berbeda dengan yang ditemukan pada kendaraan listrik hibrida (HEV) pada umumnya.
Baterai ini membutuhkan pengisian daya eksternal, oleh karena itu dinamakan 'mesin hibrida plug-in', tidak seperti mobil hibrida yang menggunakan pengereman regeneratif untuk mengisi daya baterai.
Motor listrik PHEV membantu mesin dan memungkinkan perjalanan yang lebih jauh hanya dengan listrik, tanpa menggunakan bahan bakar.
Jarak tempuh rata-rata saat ini antara 20 hingga 25 mil (atau kurang lebih 40 km). Jarak tempuh ini bermanfaat untuk perjalanan harian dalam batas-batas ini.
Namun, waktu pengisian daya bisa lama, dan pengisian ulang yang lebih cepat memerlukan alat khusus.
Mana yang lebih baik: Hibrida (HEV) vs Hibrida Plug-in (PHEV)
Baca Juga: Neta Gratiskan Jasa Perawatan 5 Tahun untuk Pemilik Mobil Listrik Neta V
![Mitsubishi Outlander PHEV 2021 atau model 2022 dengan baterai dan jarak tempuh diperbarui [Carscoops].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/02/24/97172-mitsubishi-outlander-phev-2021.jpg)
Secara teknologi, jelas PHEV lebih unggul, namun fitur ini datang juga dengan harga yang lebih mahal dan ongkos perawatan yang "ekstra".